Menjadi Penghasil Lada Terbaik, Bengkulu Pernaj Jadi Target Penjajahan Masa Lalu

BENTENG: Pemadangan indah Benteng Marlborough jika dilihat dari ketinggian. (FOTO : KOMINFO/ BENGKULU)--

Pemukiman megalitik di wilayah Bengkulu berbentuk pola mengelompok yang ditimbulkan oleh adanya  pola subsistensi sebagai suatu strategi dalam menyiasati kondisi alam yang menjadi sumber dari subsistensi mereka.

BACA JUGA:Sejarah Jumlah Rakaat Salat 5 Waktu, Awalnya 50 kali

Tradisi megalit ini dikategorikan berkembang pada masa neolitik akhir atau awal paleometalik dan terus dipertahankan hingga terjadinya kontak dagang dengan bangsa luar seperti Cina, Vietnam, atau Thailand.  

Bengkulu dari pengaruh luar.  Tinggalan arkeologis Hindu-Budha di Bengkulu hanya didapati pada situs Trisakti Suban Air Panas.  

Sementara itu Islam masuk di Bengkulu sekitar abad ke 16 yang kemudian menjadi nafas kebudayaan Bengkulu.

Namun  demikian aksara KaGa-Nga yang merupakan turunan dari aksara Palawa dapat berkembang bahkan menjadi salah satu aset budaya yang perlu dilestarikan.

BACA JUGA:Menilik Sejarah Imsak, Penanda Waktu Salat dan Puasa, dari Zaman Nabi Muhammad SAW hingga ke Indonesia

Aksara naskah-naskah Ka-Ga-Nga berisi adat isitiadat atau hukum adat, jampi atau mantra, pengobatan, pertanian maupun kisah. 

Manariknya naskah ini menunjukan ciri Islam, tetapi belum ditemukan naskah Ka-Ga-Nga yang dapat dijadikan referensi untuk  mengungkap sejarah kerajaan  di Bengkulu.   

Serangan kerajaan Aceh pada awal abad ke 17 yang meluluhlantakan Sungai Serut lantaran sicantik Puteri Gading Cempaka menolak pinangan putera raja Aceh. 

Tetapi faktor ekonomi  dalam bentuk hasrat merebut hegomoni perdagangan tentu lebih logis dan tidak bias ketimbang cinta sang pangeran yang bertepuk sebelah tangan.  

BACA JUGA:Sejarah Hari Raya Nyepi, Berawal dari Zaman India Kuno

Sejarah juga mencatat bahwa pada waktu itu Bengkulu terbelah dua, yakni dari Air Urai ke Utara dibawah pengaruh Aceh, dan ke Selatan dibawah pengaruh Banten. 

Bahkan Banten mengklaim Bengkulu sebagai bagian dari wilayahnya, sementara Inggris dan Belanda juga saling berebut pengaruh.  

Berdasarkan Sejarah  Melayu, Banten dan catatan kolonial menyebutkan pada abad ke 16 dan 17 berkembang kerajaan-kerajaan kecil  seperti: Sungai Serut,  Selebar, Depati Tiang Empat, Sungai Lemao, Sungai Itam, dan Anak Sungai. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan