Menjadi Penghasil Lada Terbaik, Bengkulu Pernaj Jadi Target Penjajahan Masa Lalu
BENTENG: Pemadangan indah Benteng Marlborough jika dilihat dari ketinggian. (FOTO : KOMINFO/ BENGKULU)--
Walaupun tidak berbentuk negara yang mempunyai kekuasaan tunggal dan mutlak, tetapi mereka dipersatukan secara genealogis dan adat.
BACA JUGA:Sejarah Jabal Rahmah, Pertemuan Pertama Adam dan Hawa setelah Diusir dari Surga
Kerajaan-kerajaan ini terdiri dari beberapa dusun dan secara bersama mengangkat pemimpinnya kemudian bergabung pula dusun-dusun lain secara sukarela sehingga menjadi lebih kuat.
Kerajaankerajaan ini adalah penghasil lada terbaik dibawah monopoli Kesultanan Aceh dan Banten.
Meningkatnya permintaan lada pada awal abad ke 17 menyebabkan Banten memperketat pengawasan atas Bengkulu.
Sebuah piagam (dari lempengan tembaga) yang dikeluarkan sultan Banten 1668 merupakan bukti begitu kuatnya hasrat untuk menguasai perdagangan lada di kerajaan Selebar.
Kehadiran Belanda dan Inggris dijadikan saingan berat oleh Banten. Setelah kekuasaan Inggris di Bengkulu pada akhir abad ke 17 membentang dari Mejunto di Utara sampai ke Kroi (Kaur) di Selatan.
BACA JUGA:Ukir Sejarah Piala 2023! Ini 6 Fakta Sepakbola Yordania, Timnas Tak Pernah Menang
Banten yang tidak berdaya dengan licik menawarkan Bengkulu seharga 10.000 real Spanyol, tapi tawaran ini tidak pernah ditampik Inggris.
Lada yang telah memashurkan Bengkulu menyebabkan nafsu keserakahan mengikis rasa kemanusiaan penguasa kolonial terhadap penduduk pribumi.
Untuk cerita selanjutnya, akan kami rangkum di part 2. Pantau terus Koranrb.id untuk mendapatkan sejarah lengkap Bengkulu dan Berdirinya Benteng Fort Marlborough. (*)