Arus Mudik Idul Fitri Diprediksi Melonjak, Dishub Provinsi Bengkulu Lakukan Langkah-Langkah Ini
Arus Mudik Idul Fitri Diprediksi Melonjak, Dishub Provinsi Bengkulu Lakukan Langkah-Langkah Ini--bella/rb
BACA JUGA:Antisipasi Arus Mudik, Liku 9 Ditargetkan Tuntas Bulan Ini
Sementara untuk arus balik dari Bengkulu, ia mengatakan juga sudah ada pemesanan. Namun, belum terlalu bnayak.
Diperkirakan, puncak arus balik akan terjadi sekitar tanggal 14, 15, 16 April. Sebab sudah ada banyak pemesanan di tanggal tersebut.
"Khusus untuk Putra Rafflesia ini, kita menyiapkan untuk 1 armada itu berisikan 34 sit. Eksekutif plus, khusus untuk Bengkulu - Jakarta- Bandung - Pekan baru. Sementara untuk Yogyakarta-Solo, itu ada 36 sitdan 38 sit," terangnya.
Menjelang lebaran ini, tiket bus PO Putra Rafflesi juga terjadi kenaikan dibanding harga yang normal.
Meski begitu, sesuai aturan kenaikan tersebut tidka lebih dari 30 persen dari harga standarnya.
Sementara ini, dikatakan Iprianto pihanya sudah menetapkan harga yang disesuaikan.
Akan tetapi belum ada penetapan dari Organda sehingga pihaknya menentukan tarif tersendiri.
"Kenaikan untuk PO Putra Rafflesia ini sekitar 28 persen. Nominal kenaikannya untuk Bengkulu - Jakarta Rp680 ribu, Bengkulu - Bandung 750 ribu, Bengkulu - Jogyakarta atau Solo Rp800 ribu. Sebelumnya Yogyakarta dan Solo Rp600 ribu, Bandung Rp580 ribu, Jakarta Rp530 ribu," terangnya.
Pemesanan tiket, bisa melalui online ke mitra kerja seperti traveloka atau radBus.
Ada pula yang langsung ke loket atau perwakilan-perwakilan PO Raffelsia terdekat.
"Saat ini untuk arus mudik ini sudah banyak dilakukan pemesanan. Yang lebih banyak itu yang dari Jawa - Bengkulu, tetapi kalau yang Bengkulu - Jawa ini masih sedikit," pungkasnya.
Jelang Lebaran, Stok Pangan Aman Tapi Distribusi Rawan
Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pangan jelang Ramadan. Seluruh stakeholder memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan aman.
Namun, distribusi bahan pangan yang dinilai rawan, bila distribusi tersendat bisa jadi mempengaruhi harga pangan.