Mengenal Perbedaan Gizi Buruk dan Stunting pada Anak, Begini Penjelasannya
Mengenal perbedaan gizi buruk dan stunting pada anak. Foto: Ilustrasi/ freepik/ fran sinatra/ koranrb.id--
Salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan stunting adalah status gizi ibu selama masa kehamilan.
BACA JUGA:Komitmen Pemkab Mukomuko Tangani Stunting Menuju Generasi Emas
Jika ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan janin di dalam rahim.
Kekurangan gizi ini dapat menghambat perkembangan tubuh anak, menurunkan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan fungsi kognitif, dan mengganggu sistem pembakaran dalam tubuh anak.
BACA JUGA:Duta GenRe Dorong Kreativitas Pemuda hingga Soal Stunting
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memastikan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan untuk mendukung perkembangan janin yang optimal.
Salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, terutama protein.
BACA JUGA:Libatkan IMP dan PKB Tekan Angka Stunting
Dikutip dari berbagai sumber, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menyarankan agar ibu hamil memastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi untuk mencegah stunting pada bayi yang akan lahir.
Selain itu, nutrisi pada menu MPASI (Makanan Pendamping ASI) juga harus diperhatikan.
BACA JUGA:Penanganan Stunting Libatkan Duta GenRe
Kebutuhan protein harian untuk anak-anak berdasarkan usia 6-12 bulan, kebutuhan protein harian: 1,2 gram per kilogram berat badan.
Pada usia ini, anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan yang pesat, sehingga membutuhkan asupan protein yang lebih tinggi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.
BACA JUGA:Kurangi Kasus AKI dan Stunting, Lakukan Posyandu Terintegritas
Protein diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak, dan berbagai proses metabolisme dalam tubuh.