Mengenal Perbedaan Gizi Buruk dan Stunting pada Anak, Begini Penjelasannya
Mengenal perbedaan gizi buruk dan stunting pada anak. Foto: Ilustrasi/ freepik/ fran sinatra/ koranrb.id--
Hal ini biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi jangka pendek dan sering terjadi di daerah dengan akses terbatas ke sumber daya gizi.
BACA JUGA:Maksimalkan Kinerja TPK, 2024 Stunting Harus Turun 18 Persen
3. Underweight
Ini adalah kondisi di mana berat badan anak lebih rendah dari standar usianya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan gizi, penyakit atau kombinasi keduanya.
4. PEM (Protein-Energy Malnutrition)
Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan energi.
BACA JUGA:Kopli Targetkan Angka Stunting di Lebong Turun di Bawah 18 Persen
PEM biasanya terjadi di daerah dengan akses terbatas ke sumber daya gizi dan seringkali disertai dengan infeksi.
Masing-masing bentuk gizi buruk ini memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pengobatannya, dan diagnosis yang tepat sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan perawatan yang sesuai.
BACA JUGA:Sekda Seluma Diperiksa Jaksa, Terkait Dugaan Penyelewengan Dana Insentif Stunting Rp 5,7 Miliar
Dikutip dari berbagai sumber, Gizi kurang pada anak usia 1-5 tahun keluarga miskin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk dua sindrom utama, yaitu kwashiorkor dan marasmus.
Kwashiorkor adalah kondisi yang terjadi karena kurangnya konsumsi protein.
BACA JUGA:Dana Stunting Rp5,7 Miliar Dilidik, Ini Kata Jaksa Kejari Seluma
Gejala umumnya meliputi edema (pembengkakan) di kaki dan tangan, rambut yang tipis dan berubah warna, serta kulit yang kering dan berubah warna.
Marasmus adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi energi dan protein.