Cegah Konflik, Gubernur Bengkulu Minta BKSDA Segera Evakuasi Buaya Selagan
RAMAI:Warga Mendatangi rumah korban diterkam buaya. (Foto: Firmansyah/koranrb.id)--
Sebab hewan predator ini memang memiliki habitat di aliran sungai.
BACA JUGA: Pencari Lokan Diterkam Buaya Sungai Selagan Tinggalkan 1 Anak Masih Balita
“Konflik antara manusia dan hewan memang sering terjadi, hal ini biasannya dipengaruhi faktor bertambahnya jumlah penduduk, dan terganggunya teritorial sang predator, maka dari itu kami minta masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan,”sampainya.
Berdasakan data terhimpun RB pada 21 Februari 2022 warga desa Tanah Rekah Sabri (65) meninggal dunia setelah diterkam buaya saat tengah menyelam mencari lokan.
Atas kejadian tersebut BKSDA Bengkulu pernah memasang perangkap untuk melakukan evakuasi buaya dari Sungai Selagan.
Setelah beberapa tahun tidak memakan korban jiwa akhirnya kemarin 15 April 2024, kembali terjadi konflik antara buaya dan manusia, menyebabkan Ide (26) warga desa Tanah Harapan yang berprofesi sebagai pencari lokan disungai meninggal ditempat.
Berkaitan kembali jatuhnya korban jiwa saat ini juga beredar isu dimasyarakat jika tidak ada langkah konkrit dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko terkait konflik hewan buas ini masyarakat akan melaksanakan aksi demo.
BACA JUGA:4 Desa di Mukomuko Ini Diperkirakan Punya Ribuan Populasi Buaya
“Kalau korban meninggal diterkam buaya di Sungai Selagan khusunya di wilayah Kecamatan Kota Mukomuko ini sudah 2 kali. Kemungkinan besar buaya ini lebih dari satu kelompok yang satu kelompoknya terdiri dari 3 hingga lima ekor buaya,” kata Robi warga Tanah Harapan yang juga menggantungkan hidup dari Sungai Selagan Raya.
Robi juga menceritakan, tidak sedikit warga yang menggantungkan hidupnya dari sungai Selagan Raya ini, baik mencari ikan dan juga lokan.
Warga pun juga tau kalau disungai ini banyak buaya, namun bagaimana lagi karena ini berkaitan dengan pendapatan yang harus dicari.
Maka dari itu warga berharap buaya ini dapat segera direlokasi seluruhnya.
Sebab jika terjadi konflik tentu warga kembali yang akan dirugikan catat atau kehilangan nyawa, berurusan dengan hukum jika harus menghabisi predator yang dilindungi tersebut.
BACA JUGA:Padang Gading Usul Penangkaran Buaya
“Kami berharap buaya yang ada dapat segera direlokasi agar kami tidak lagi khawatir untuk beraktivitas di sungai demi memenuhi kebutuhan hidup,”harapnya.