Baca Koran Harian Rakyat Bengkulu - Pilihan Utama

Sejarah Suku Baduy, Warisan Sunda Kuno yang Tetap Kokoh di Tengah Arus Modernisasi

SUKU BADUY: Banyak ahli meyakini bahwa Suku Baduy adalah keturunan langsung masyarakat Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pajajaran.--Foto: SC Tiktok: ahmad__aa.sunda

KORANRB.ID - Etnis Baduy atau yang menyebut dirinya Urang Kanekes, merupakan salah satu komunitas adat paling khas dan misterius di Indonesia. 

Berdiam di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, masyarakat Baduy diyakini sebagai kelompok yang mempertahankan warisan budaya Sunda Kuno yang nyaris tidak tersentuh zaman. 

Asal usul mereka tidak tercatat dalam naskah sejarah resmi, namun berbagai penelitian antropologi dan tradisi lisan memberikan gambaran bagaimana komunitas ini terbentuk dan bertahan hingga hari ini.

Banyak ahli meyakini bahwa Baduy adalah keturunan langsung masyarakat Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pajajaran yang runtuh pada abad ke-16. 

BACA JUGA:Sejarah Peradilan di Indonesia, Dari Masa Kolonial hingga Era Modern

Setelah kekalahan kerajaan tersebut dari Kesultanan Banten, sebagian masyarakat Sunda Kuno disebut menarik diri ke hulu Sungai Ciujung dan menetap di kawasan yang kini dikenal sebagai Kanekes. 

Mereka membawa misi penting: menjaga kesucian tanah Sunda, terutama kawasan keramat yang mereka sebut Sasaka Domas, sebuah situs yang dianggap pusat kosmologi dan spiritual masyarakat Baduy. 

Karena itu, kehidupan mereka diatur oleh hukum adat suci bernama pikukuh, yang menjadi panduan dalam setiap aspek kehidupan.

Menariknya, sebutan “Baduy” bukan istilah asli yang mereka gunakan. Nama itu diberikan oleh orang luar, kemungkinan merujuk pada Sungai Baduy atau menurut catatan kolonial, karena dianggap mirip dengan suku Badawi di Timur Tengah yang hidup sederhana dan berpindah-pindah. 

BACA JUGA:Kekayaan Multikultural Budaya Betawi! Berikut 5 Budaya Jakarta

Bagi mereka sendiri, identitas yang benar adalah Urang Kanekes, penduduk asli wilayah Kanekes yang memiliki hubungan langsung dengan leluhur Sunda.

Sejarah Baduy tidak hanya berkaitan dengan pelarian dari pusat kekuasaan, tetapi juga tekad mempertahankan cara hidup yang dianggap paling suci. Dalam kepercayaan mereka, dunia harus dijaga keseimbangannya dan manusia tidak boleh merusak alam. 

Karena itu, sampai hari ini, terutama bagi kelompok Baduy Dalam, berbagai larangan adat tetap ditegakkan yakn tidak boleh menggunakan listrik, tidak boleh naik kendaraan, tidak boleh memakai alas kaki, tidak boleh menebang pohon sembarangan dan tidak boleh mengubah aliran sungai. 

Pola hidup yang sangat ketat ini telah berlangsung turun-temurun selama ratusan tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan