Irigasi Jadi Penentu Capaian Swasembada Pagan

HERU/RB SAWAH: Areal persawahan di Kecamatan Kepahiang --

KEPAHIANG, KORANRB.ID - Bicara mengenai swasembada pangan, maka keberadaan jaringan irigasi aktif ikut menentukan capaian dari program itu. 

Di Kabupaten Kepahiang sendiri, sejauh ini beberapa irigasi yang sudah ada justru dalam kondisi memprihatinkan. Salah satunya, jaringan irigasi Air Durian yang berada di Kecamatan Kepahiang.

Keberadaan irigasi Air Durian yang sudah dibangun dengan menelan dana tak sedikit tersebut, saat ini kondisinya butuh perhatian. 

Mengenai hal ini, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang Teddy Adeba, ST, ME, tak menampiknya. 

BACA JUGA: Makin Pelik! Dana Hibah Ditambah, KPU dan Bawaslu Kepahiang Menolak

Diakui, untuk pembangunan jaringan irigasi Air Durian dapat menopang produksi padi khususnya di Kabupaten Kepahiang. "Jaringan irigasi air durian adalah salah satu yang memang butuh perhatian," ujar Teddy. 

Sebagai gambaran, data terakhir Pemkab Kepahiang luasan areal sawah saat ini tinggal tersisa 4.392 hektare saja. Makin menyempitnya areal persawahan tentunya, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah keberadaan jaringan irigasi. 

BACA JUGA: DBH Sawit Rp 5,7 M Digunakan Tahun Depan

Tanpa jaringan irigasi yang optimal, tak sedikit areal sawah terbengkalai hingga kemudian beralih fungsi. 

Apalagi, dari hasil pemetaan pada Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Kepahiang belum memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Imbasnya, daerah tak memiliki kekuatan untuk mempertahankan areal pertanian khususnya sawah yang masih tersisa.

"Tentu saja di balik itu, semua kembali kepada ketersediaan anggaran. Dengan kondisi yang ada, rasanya sulit bagi kita merealisasikan pembangunan jaringan irigasi yang ada," tutup Teddy.(oce)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan