RSTG Tak Dapat DAK 2025, Direktur: Tantangan Bagi Kita
KESEHATAN: Terlihat bangunan gedung RSTG dari pintu keluar beberapa waktu lalu. RENO/RB--
KORANRB.ID – Rumah Sakit Tino Galo (RSTG) Kota Bengkulu tidak kebagian Dana Alokasi Khusus (DAK) anggaran tahun 2025.
Direktur RSTG Kota Bengkulu, drg Fitri Andriarti mengungkapkan tidak adanya DAK anggaran tahun 2025 tersebut tentunya RSTG akan menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan perkembangan fasilitas dan layanan kesehatan yang memadai.
“Ya tentunya menjadi tantangan bagi kita untuk melanjutkan perkembangan fasilitas dan layanan kesehatan,” ungkapnya.
Fitri menuturkan kegunaan DAK ini sendiri sangat penting dalam mendukung kelancaran operasional RSTG dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
BACA JUGA:Dicairkan Sejak Awal November 2024, Guru Belum Terima TPG Triwulan III Diminta Melapor
BACA JUGA:6 Bulan Operasi Amole, 102 Personel Brimob Polda Bengkulu Pulang, Dansat: Selamat, Aman dan Prestasi
Untuk memperbarui peralatan medis, meningkatkan jumlah tenaga medis dan mengembangkan program-program kesehatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat jika tidak adanya anggaran tersebut ia merasa akan jauh lebih sulit.
“Kebutuhan anggaran tetap sangat tinggi, terutama dalam hal penyediaan tenaga dokter spesialis yang menjadi kebutuhan mendesak RSTG,” ungkap Fitri.
Ia juga menyambutkan kebijakan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) mengamanatkan Dokter Spesialis yang direkrut berasal dari luar kota, dengan tanggung jawab pemerintah daerah menyediakan fasilitas tempat tinggal dan transportasi bagi para dokter tersebut.
“Kami sangat membutuhkan dana untuk melaksanakan kebijakan ini, termasuk memfasilitasi transportasi dan penginapan bagi dokter spesialis yang berasal dari luar kota,” ujar Fitri.
BACA JUGA:Pemilu Transparan, Gakkumdu Deklarasi Netralitas Kepala Desa dan ASN
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Bakal Dibantu DPD RI Kembangkan Sektor Potensial
Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya pada 2024, RSTG mendapatkan mendapatkan bantuan DAK sebesar Rp30 miliar dari pemerintah pusat dan dana tersebut terdiri dari Rp17 miliar untuk pembangunan fisik RSTG serta Rp13 miliar untuk peningkatan prasarana RSTG itu sendiri dan sudah termasuk pengadaan alat kesehatan (alkes) dan stok obat-obatan.
“Tahun kemarin (2023, red) kita dapat, sebesar Rp30 miliar. Dana itu untuk peningkatan sarana prasarana dan termasuk juga alat serta obat-obatan,” sebutnya.