DKPP Lakukan Kajian dan Penelusuran, Ungkap Asal Penyakit Ngorok yang Serang Kerbau di Kelurahan Kandang

JELASKAN: Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, Henny Kusuma Dewi. RENO/RB--

KORANRB.ID – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu telah melakukan pengkajian terkait penyebab matinya ternak kerbau milik warga Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu.

Berdasarkan hasil kajian epidemiologi DKPP Kota Bengkulu penyebabnya lantaran terjangkit penyakit ngorok atau septicaemia epizootica.

Bahkan dari hasil penelusuran, DKPP Kota Bengkulu menemukan asal penyebaran penyakit ngorok di Kelurahan Kandang tersebut.

Dijelaskan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bengkulu, Henny Kusuma bahwa Rumah Potong Hewan (RPH) Padang Serai menjadi asal penularan penyakit ngorok yang menyerang sejumlah kerbau di Kelurahan Kandang.

BACA JUGA: Bengkulu Utara Bagikan 30 Ton Bibit Padi dan 120 Ton Pupuk ke Petani

BACA JUGA:Kejurda Bola Voli Indoor Kapolda Cup 2024, Cetak Atlet Voli Terbaik Bengkulu

“Jadi memang penyakit yang menyerang beberapa ekor kerbau yang berada di kandang itu merupakan penyakit SE atau penyakit ngorok,” kata Henny, Kamis, 5 Desember 2024 saat diwawancarai RB.

“Setelah kita tracking (telusuri) dan melakukan pengkajian epidemiologinya ternyata sumber penularanya kita duga berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Padang Serai. Karena kerbau ini jangkauannya jauh, dan peternak juga tidak melakukan penambahan kerbau dari daerah luar,” sambung Henny.

Mendapati laporan dari masyarakat terkait adanya kasus penyakit ngorok di Kota Bengkulu yang terjadi pada hewan ternak di Kelurahan Kandang tersebut ia telah menurunkan petugas untuk melakukan pengobatan serta melakukan penelusuran penyebab dari masuknya penyakit tersebut.

BACA JUGA:Babinsa Bantu Bajak Sawah Petani Desa Binaan, Kawal Swasembada Pangan

BACA JUGA:43 Desa dan Kelurahan Sadar Hukum di Bengkulu Dikukuhkan

Henni juga menjelaskan untuk ciri gejala kerbau yang terjakit penyakit SE ini sendiri kerbau seperti demam, tidak aktif serta keluar cairan dari hidungnya.

Ia menyampaikan bahwa penyakit SE tengah breakaout atau mengalami peningkatan yang disebabkan oleh cuaca akhir-akhir ini sering hujan dan juga tingkat penyebarannya sangat cepat terlebih kadang kerbau yang berada di Kelurahan Kandang tersebut relatife berdekatan.

Kemudian ia menyampaikan agar para peternak tidak panik untuk segera menjual karena dengan hal demikian akan meluaskan penyebaran penyakit SE tersebut kesejumlah daerah lainnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan