KPPS Permu Kepahiang Meninggal Dunia Akan Dapat Rp42 Juta
GAJI: Penyelenggara Pemilu, PPS dan PPK melakukan pengurusan perubahan pin mobile banking terkait gaji yang akan mereka terima dari KPU Kepahiang--Foto: Heru Pramana.Koranrb.Id
KEPAHIANG,KORANRB.ID - Ahli waris almarhum, Slamet Supriadi petugas KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 2 Desa Permu Kecamatan Kepahiang akan dapat santunan sebesar Rp42 juta.
Kasubbag Parmas dan SDM KPU Kabupaten Kepahiang Hazairi, saat diwawancarai Rabu 11 Desember 2024 menerangkan untuk penyaluran sedang dalam proses dari pihak BPJS Ketenagakerjaan.
"Kita sudah berkoordinasi dengan BPJS, informasi yang kita terima santunan yang akan disalurkan Rp42 juta," terang Hazairi.
Sesuai SK, almarhum memiliki SK selaku KPPS di Pilkada 2024 hingga 8 Desember 2024.
Sesuai laporan yang diterima, almarhum dinyatakan meninggal dunia pada 6 Desember 2024 yang masih berkaitan dengan rangkaian tugas selaku KPPS.
"Riwayat kematian juga ada, hingga dianggap layak menerima santunan," tambah Hazairi.
BACA JUGA:Tuntaskan Polemik, Sekdes Dusun Baru Ajak Kades Mengundurkan Diri
BACA JUGA:PPK dan PPS Penyelenggara Pilkada 2024 Masih Kerja Hingga Januari 2025
Dari catatan yang diperoleh, almarhum dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis, Jumat, 6 Desember 2024 pukul 14.00 WIB. Dengan kronologi meninggalnya Slamet Supriadi sebagai berikut.
Pada, tanggal 26 November 2024 disaat proses pembuatan TPS 2 Desa Permu, almarhum sudah memberitahukan kepada rekannya sedang mengalami tidak enak badan dan sudah minum obat warung.
Namun dikarenakan tanggung jawab nya sebagai anggota KPPS, Slamet tetap memaksakan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik hingga selesai.
Tanggal 27 November 2024, saat proses pemungutan suara sampai dengan perhitungan suara, yang bersangkutan hadir dan sempat memberitahu kepada rekan KPPS yang lain tentang keluhan kepala sakit dan dada agak nyeri.
Dari sini, rekannya menyarankan untuk duduk istirahat dan minum obat terlebih dahulu.
Almarhum bertugas sebagai KPPS 6, bertanggung jawab memastikan surat suara tepat ke kotak suara. Sehingga pada hari tersebut, Slamet lebih sering berdiri duduk kemudian berdiri duduk lagi sehingga membuat kepalanya yang sedari awal sudah terasa pusing bertambah nyeri.