Candaan Berujung Pengeroyokan
SAMPAIKAN: Korban saat menunjukan bagian-bagian tubuhnya mengalami memar.FIKI/RB--
KORANRB.ID – Salah satu siswa kelas XII SMA di Kota Bengkulu mengaku jadi korban perundungan oleh teman satu sekolahnya. Akibatnya, dirinya harus dirawat di Rumah sakit karena mengalami beberapa memar dibagian tubuhnya.
Diceritakan korban HA (18) kepada RB, kemarin (8/12) perundungan itu bermula pada Selasa (28/11) lalu di Sekolah. Karena dirinya menegur temannya berinisial SY yang baru saja rambutnya dipotong oleh guru. Karena tidak senang dengan teguran dari HA, akhirnya terjadi keributan antar keduanya.
BACA JUGA:Kejati Kembali Teliti Berkas 12 Tsk Dugaan Korupsi BTT BPBD Seluma
“Dia (SY, red) itu teman satu kelas saya, rambutnya kena sisil guru. Saya candai, terus dia kami ribu (berduel satu lawan satu, red),” terang HA.
Dilanjutkannya, kemudian berlanjut di Kamis (30/11). Dirinya bersama temannya yang lain mendatangi salah satu kosan yang berada di Tebeng untuk menemui SY untuk berdamai.
“Pas kami datang dikosan itu, kita sudah damai. Sudah bersalaman,” ucapnya.
BACA JUGA:Jelang Nataru 30 Motor Knalpot Brong Dikandangkan
Setelah bersalaman dan berdamai. Tiba-tiba terang HA, dirinya dikunci didalam kosan tersebut bersama beberapa orang, sebagian merupakan teman sekolahnya. Didalam kosan tersebut, HA mengaku dikeroyok oleh beberapa orang tersebut. Akhirnya, mendapati beberapa memar dibagian tubuhnya dan bahu kanannya terkilir.
“SY dan dua orang lainya menunggu di pintu kosan. Didalam kos yang ngeroyok saya itu lumaya rame. Saya kurang tau jumlahnya lebih dari empat. Ada juga satu orang yang bukan dari Sekolah saya,” terangnya.
BACA JUGA:Gaduh Larut Malam Tetangga Terusik, 1 Tewas dan 1 Luka, Tsk Sebut Membela Diri
Atas kejadian tersebut, pihak sekolah sudah melakukan mediasi antar kedu belah pihak. Namun mediasi yang dilakukan belum mendapat titik temu. Akhirny Rabu (6/12) pihak keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Bengkulu.
“Kemarin (Rabu 6 Desember, red) kami sudah buat laporan ke Polda. Kami cuma minta keadilan,” ujar Ibu Korban, Zuliani (43). (eng)