Integrasikan Data Bahan Baku Furnitur dari Hulu ke Hilir
BERANGSUR PULIH: Operasional dan penjualan industri mebel-furnitur berangsur pulih pascapandemi.-JPG/RB-
KORANRB.ID – Agar kinerja industri kayu olahan dan furnitur lebih optimal, Kementerian Perindustrian akan menjamin kebutuhan data bahan baku yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Juga semakin mudah diakses pelaku industri.
Hal itu dimungkinkan melalui fasilitas pertukaran data antara Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Lestari (SIPHL) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) di Kemenperin.
’’Manfaat untuk pelaku industri, diharapkan ada dashboard ketersediaan bahan baku kayu dan offtaker industri hilir. Sehingga proses aliran bahan baku kayu lebih cepat,’’ ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin, 18 Desember 2023.
BACA JUGA:Jamin Arus Mudik Nataru, Kasus Covid-19 Naik, Masyarakat Diminta Vaksinasi
Menurut Putu, pemerintah juga bisa memanfaatkan pertukaran data untuk memantau transparansi aliran data bahan baku kayu maupun sebagai bahan data dalam pengambilan kebijakan. Fasilitator pertukaran data itu juga dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang memastikan hal itu tidak memberatkan pelaku industri hulu dan hilir.
’’Interkoneksi antara SIPHL KLHK dan SIINas Kemenperin ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan para pelaku industri kayu, baik di sektor hulu maupun hilir,’’ papar Putu.
Berdasar catatan Kemenperin, industri olahan kayu, rotan, dan bambu merupakan sektor hilir yang produknya memiliki nilai tambah tinggi. Pada 2022 memberi kontribusi 4 persen dengan nilai kinerja ekspor mencapai USD 4,66 miliar. Total realisasi investasi sebesar Rp 3,5 triliun sepanjang tahun 2022. Sementara itu, kinerja ekspor industri furnitur menembus USD 2,47 miliar pada 2022.
BACA JUGA:Sah, Aset STQ Diserahkan ke UINFAS
’’Sesuai data SIINas dan asosiasi, jumlah industri furnitur sebanyak 1.114 perusahaan, dengan serapan tenaga kerja langsung hingga 143.119 orang. Sedangkan total investasinya tahun 2022 sebesar Rp 2,9 triliun,’’ ujar Putu.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat menilai kolaborasi sangat penting untuk merespons kritik Presiden Jokowi tentang kinerja industri mebel nasional yang masih tertinggal dari negara tetangga. ’’Indonesia tidak kekurangan bahan baku. Sebab, sumber daya alam berupa hutan produktif ada sekitar 70 juta hektare,’’ tuturnya.
BACA JUGA:Laporan Khusus : Nasib Waterpark ! Butuh Rp 4 Miliar, Bisa Pihak Ketiga
Menurut Dedy, Asmindo akan memanfaatkan pasar Asia Tenggara yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 660 juta jiwa. Pihaknya bakal menjalin kerja sama dengan asosiasi furnitur di negara-negara tetangga untuk memperbanyak penjualan produk mebel.
’’Saat ini 98 persen pengusaha mebel adalah UKM, hanya 2 persen yang masuk skala besar. Karena itu, kami perlu bantuan dari banyak pihak seperti praktisi, akademisi, dan media untuk membuat UKM di industri mebel ini bisa naik kelas,’’ pungkasnya.(agf/c18/dio)