Asal Mula Misteri Tumbal Kepala Manusia untuk Proyek Jembatan
Misteri tumbal kepala manusia untuk pembangunan jembatan sangat populer jaman dulu. FOTO : Cagar Budaya--
BENGKULU, KORANRB.ID – Misteri tumbal kepala manusia untuk proyek pembangunan jembatan sangat populer jaman dulu hingga tahun 1990-an. Setiap ada pembangunan proyek jembatan, banyak para orangtua yang mewanti-wanti anaknya agar tidak keluar rumah.
Misteri itu sudah turun temurun terus berkembang, berdasarkan dari cerita mulut ke mulut. Bahkan anak-anak pun akan takut bila tak jauh dari daerahnya sedang ada pembangunan jembatan.
Tak jarang pula bila ada anak yang hilang akan dicurigai telah diculik untuk korban tumbal pembangunan jembatan, yang kepalanya ditanam bersama pondasi jembatan. Biasanya anak-anak sekolah, bila sudah pulang sekolah dilarang keluar rumah. Kalaupun ingin bermain, hanya diperbolehkan di halaman rumah saja atau lingkungan rumah.
BACA JUGA:Misteri Sebakas Dusun Tinggi di Bengkulu Selatan, Dipercaya Sebagai Bekas Kerajaan
Sembari orangtua menakut-nakuti sang anak agar tidak bermain jauh-jauh karena nanti akan diculi utnuk tumbal proyek pembangunan jembatan. Meskipun kebenarannya masih sulit untuk dibuktikan.
Namun tahukah kamu, ternyata misteri tumbal manusia untuk pembangunan jembatan ini berasal dari jaman dahulu, saat penjajah datang ke Nusantara. Dimana jaman serba terbatas dulu, masyarakat banyak mengandalkan rakit bambu sebagai satu-satunya sarana transportasi untuk menyeberangi sungai.
Saat itu belum ada jembatan besi maupun beton seperti yang banyak kita lihat sekarang. Disaat jaman serba belum maju itu, datanglah para insinyur dari Belanda. Para ahli konstruksi bangunan itu dipercaya sebagai lulusan Universitas Leiden.
BACA JUGA:Misteri Hantu Mak Sumay, Mitos Legenda dari Provinsi Bengkulu, Ini Tempat Kesukaannya
Kedatangan mereka ke Indonesia atas permintaan Pemerintah Belanda yang saat itu sudah bercokol di Indonesia. Berbekal keilmuan yang mereka punya, dibangunlah jembatan kuat dan kokoh dengan semen, bebatuan dan besi-besi. jembatan nan kokoh yang terbentang di atas sungai itu bisa dilintasi orag maupun kendaraan.
Terang saja hal itu membuat warga pribumi heran bagaimana mungkin bangunan itu bisa berdiri di atas sungai. Selanjutnya mereka pun bertanya kepada para insiyur tersebut bagaimana cara membuat jembatan itu.
“Wahai tuan, bagaimana caranya bisa membangun jembatan yang kokoh seperti itu?”.
BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Gelar Honda ADV Nyoride Misteri Dua Alam
“Dengan ini,” ujar salah satu insinyur sembari menunjuk telunjuk tangan ke arah kepala yang artinya adalah menggunakan akal pikiran alias ilmu.
Namun jawaban itu salah diasumsikan oleh masyarakat. Mereka beranggapan bahwa untuk membangun jembatan harus menggunakan tumbal kepala. Namun tentu saja tidak ada warga yang mau berkorban kepalanya dipotong sebagai tumbal.