Asal Mula Misteri Tumbal Kepala Manusia untuk Proyek Jembatan

Misteri tumbal kepala manusia untuk pembangunan jembatan sangat populer jaman dulu. FOTO : Cagar Budaya--

Hingga akhirnya muncullah mitos tentang misteri penculikan untuk dipotong kepalanya yang selanjutnya digunakan sebagai tumbal pembangunan jembatan. Mitos ini terus menerus berkembang secara turun temurun di kalangan masyarakat.

BACA JUGA:Misteri Jalan Lintas Mepet Pagar Bandara Mukomuko

Namun memasuki era modern, dan proyek pembangunan jembatan sudah menggunakan alat canggih, perlahan-lahan mitos itupun hilang dengan sendirinya. Terlebih lagi, saat ini ilmu pengetahuan yang diperoleh dari sekolah  hampir sudah merata dirasakan rakyat Indonesia, yang membuat mitos tumbal kepala untuk jembatan ini sudah jarang terdengar lagi.

Nah bagaimana dengan kamu? Sudah tidak percaya lagi kan adanya mitos ini.

Untuk diketahui, dalam pembangunan jembatan membutuhkan beberapa hal. Pertama pekerjaan struktur jembatan dengan rincian penyediaan balok jembatan, galian struktur,  pembuatan pondasi jembatan, abutmen jembatan, pemasangan balok, pemasangan diafragma tepi dan diafragma tengah.

BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Benteng Ana di Kabupaten Mukomuko, Dipercaya Ada Terowongan ke Kota Bengkulu

Selanjutya dibutuhkan pemasangan plat deck, fungsinya untuk lantai jembatan. Pemasangan besi tulang untuk lantai jembatan serta pipa disamping jembatan yang berfungsi sebagai drainase untuk pembuangan air agar jembatan tidka tergenang.

Selanjutnya dibutuhkan juga plat injak jembatan. Berikjutnya adalah proses pekerjaan Oprit Jembatan terdiri antara lain, pembuatan talud jalan menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan batu kali. Pemasangan talud ini harus dilakukan seara suling-suling untuk mengalirkan air. pemasangan kolom pengaman talud jalan serta pemadatan timbunan pilihan, selanjutnya di aspal.

Berikutnya pekerjaan drainasi jalan dibuat menggunakan konstruksi beton bertulang. Terkahir adalah Pekerjaan Pelengkap yang meliputi pembuatan tembok sedada dengan pasangan batu yang diplester dan difinishing dengan melakukan pengecatan. Pemasangan batu temple dan marmer.

BACA JUGA:Mitos Ular Penjaga Danau Nibung Mukomuko Terkait Nyi Roro Kidul

Selanjutnya harus dilakukan juga pembuatan untuk trotoar dengan cara memasang kastin / kerb, lalu diisi dengan timbunan sirtu dan dipadatkan, diakhiri dengan  finishing dengan batu alam. (**)

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan