Sutradara Dirty Vote Juga Bikin Sexy Killers di Jelang Pilpres
Sutradara Darty Vote Dhandhy Sulaksono dalam sesi tanya jawab. Foto: Sukabumiupdate.--
BENGKULU,KORANRB.ID - Jagad maya masih dihebohkan penayangan film Dirty Vote di akun resmi YouTube yang disutradarai Dandhy Laksono. Film dokumenter terkait dugaan kecurangan Pemilu ini, tayang di masa tenang Pemilu 2024.
Dan ternyata kretivitas Dandhy Laksono dalam menyampaikan kritikan tajam terkait permasalahan negeri ini melalui film dokumenter, bukan kali ini saja.
Momentumnya rada mirip, Dandhy Laksono membuat film berjudul Sexy Killers, di masa tenang Pilpres 17 April 2019. Sexy Killers dihasilkan rumah produksi yang didirikan Dandy, bernama Watchdoc.
PEMERAN: Tiga pakar hukum di Film Dirty Vote. Sumber Foto: Disway/RB--
BACA JUGA:H-2 Pencoblosan Gak Dapat Undangan Memilih? Jangan Takut, Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Logistik Pemilu Disalurkan, 896 TPS Mulai Dibangun di Bengkulu Utara
Konten Dirty Vote dan Sexy Killers memang berbeda, namun arahnya sama, mengkritisi berbagai kebijakan rezim berkuasa.
Bila Dirty Vote mengungkap fakta di balik dugaan kecurangan Pemilu 2024, Sexy Killers mengungkap fakta di balik industri tambang batu bara yang memakan korban jiwa.
Kegiatan penambangan batu bara merusak saluran napas warga sekitar, termasuk lingkungan yang tercemar.
Pertanyaan yang muncul saat ini bukan hanya sejauh mana akurasi fakta dan data yang disampaikan melalui film Dirty Vote, tetapi juga sosok sutrada film dokumenter tersebut, Dandhy Laksono.
Dari penelusuran yang dilakukan berdasarkan sejumlah informasi yang dipubliskan, sutradara Dirty Vote dan Sexy Killers Bernama lengkapan Dandhy Dwi Laksono, berlatarbelakang jurnalis.
BACA JUGA:Ratusan APK Caleg Bandel di Bengkulu Utara Diturunkan Paksa, Begini Kata Bawaslu
BACA JUGA:112 Personel Tim Gabungan Kota Bengkulu Sapu Bersih APK, Target 3 Hari Ini Dilakukan
Pengalaman Dandhy di dunia media massa tak diragukan lagi. Tidak kurang 2 tahun sejak 1998 hingga 2000, Dhandy menjadi reporter di tabloid dan majalah Warta Ekonomi.