Keberadaan nanobody ini bisa disesuaikan dengan varian mutasi virus Covid-19 yang paling baru sekalipun.
Yudhi menceritakan teknologi tersebut dikenal dengan sebutan Spikebodies.
Teknologi tersebut berpotensi memberikan kontribusi menghadapi tantangan kesehatan global, seperti adanya Pandemi Covid-19 pada 2019-2022 lalu.
BACA JUGA:Peringati Hari Bumi 2024 “Planet vs Plastik”, Ini Tema yang Diusung
’’Kami telah berhasil merancang dan mengembangkan dua nanobody dan determinasi strukturnya menggunakan Cryo-EM,’’ jelas Yudhi.
Menurut Yudhi spike protein memiliki peran penting dalam menangani pandemi.
Karena menjadi gerbang bagi sebuah virus untuk menginfeksi atau masuk ke sel manusia.
Dengan teknologi Spikebodies tersebut ternyata potensial mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Mekanismenya dengan kemampuan blocking antara ACE2 receptor di manusia dengan spike SARS-CoV-2.
BACA JUGA:Inspektorat Bengkulu Tengah Audit Dugaan Penyalahgunaan DD di 2 Desa
Yudhi menegaskan dengan memahami struktur protein dari SARS-CoV-2 seperti spike protein yang memfasilitasi penyebaran virus, peneliti dapat mengembangkan sistem antibodi buatan yang terkini.
Yudhi juga menjelaskan risetnya itu sudah dipublikasikan dalam Jurnal Advance Science pada Oktober 2023 lalu.
Riset tersebut dibiayai oleh BBVA Foundation lewat kerjasama dengan Maryland School of Medicine USA dan Rumah Sakit Central Madrid. (**)