JAKARTA, KORANRB.ID - MER-C membantah keras tudingan militer Israel bahwa Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza menyuplai solar untuk Hamas. RS Indonesia memang memiliki bunker penyimpanan solar, namun solar tersebut untuk menyuplai tiga genset milik RS Indonesia.
Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad menuturkan bahwa Israel melakukan kebohongan publik yang menyebut seakan-akan RS Indonesia membuat bunker menyimpan solar untuk Hamas. "Kami membantah, kami membangun RS Indonesia dengan profesional sesuai kebutuhan masyarakat Gaza," paparnya. BACA JUGA:Aksi Damai Bela Palestina Diikuti Lebih dari 2 Juta Peserta RS Indonesia itu terletak di Utara Gaza dan menjadi satu-satunya RS yang menjadi tumpuan masyarakat Gaza Utara. "Di sekitar RS Indonesia itu memang sudah diserang Israel," terangnya. Dia menduga tudingan RS Indonesia menyimpan solar untuk Hamas ini merupakan upaya prakondisi. Yang ditujukan untuk mendapatkan pembenaran dalam menyerang RS Indonesia. "Kami minta masyarakat internasional melindungi RS sesuai undang-undang yang berlaku. Rs dilarang untuk diserang," ujarnya. Bila RS Indonesia tetap diserang, masyarakat Indonesia akan marah. Rumah sakit wajib dilindungi, bukan untuk diserang. "Kami semua mengecam kalau serangan dilakukan ke R," tegasnya. BACA JUGA:Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Palestina Sementara Presidium Divisi Konstruksi Faried Thalieb mengatakan, sejak awal terlibat dalam pembangunan RS Indonesia dan berulang kali ke Gaza, Palestina. RS Indonesia memang memiliki penyimpanan solar bawah tanah. "Tapi solar itu digunakan untuk menyuplai genset yang menghidupkan listrik RS saat kondisi darurat," paparnya. Awalnya ada dua genset yang digunakan bergantian saat kondisi darurat atau tanpa listrik. Kini terdapat tiga genset yang disuplai solar yang disimpan di bawah tanah. "Pemilihan penyimpanan solar bawah tanah ini untuk keamanan dan estetika," urainya. Dia menerangkan, solar itu bahan mudah terbakar yang harus diamankan. Khawatirnya di daerah semacam Gaza bisa jadi ada tembakan yang menyasar ke penyimpanan solar. "Makanya dibuat di bawah tanah, biar aman," jelasnya. MER-C juga mengklarifikasi soal beredarnya video sebuah gedung yang disebut sebagai RS Indonesia yang terdapat bunker. Dia mengatakan, video itu hoax karena bukan RS Indonesia. "Gedung RS Indonesia itu bundar tidak kotak seperti di video," paparnya. BACA JUGA:Jokowi Kutuk Serangan Israel ke Palestina, Bantuan ke Palestina Dikirim Pekan ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dipanggil Presiden Joko Widodo untuk rapat terbatas. Salah satu yang dibicarakan adalah menyuarakan keprihatinan terhadap situasi di Israel dan Palestina. “Pemerintah ini berada di pihak Palestina,” katanya. Karena itu, Jokowi minta pada Yaqut untuk selalu menyampaikan kepada publik dan mencari alternatif bantuan untuk warga Palestina. Selain menyuarakan keberpihakan pada Palestina, Yaqut juga diminta untuk mencari solusi mencari bantuan konkret yang bisa diberikan. Setelah beberapa waktu mengirimkan bantuan, pemerintah Indonesia kedepan akan kembali memberikan bantuan logistik serupa. Langkah lainnya adalah bertemu dengan menteri agama dari berbagai negara lain untuk menggalang solidaritas antar umat. Pada 15 November ini, Yaqut berencana bertemu dengan beberapa menteri agama di Singapura. Salah satunya akan membicarakan soal konflik Israel dan Palestina. Kemarin, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun dan Dubes Mesir untuk Indonesia Arshaf Sulthan. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai rencana pengiriman bantuan kapal rumah sakit dari Indonesia untuk masyarakat di Gaza. ”Kami membahas cukup mendalam rencana kita, tawaran kita untuk mengirim kapal rumah sakit,” ungkap dia kepada awak media. BACA JUGA:Bela Palestina, Puluhan Massa Sholat Ghaib Hingga Galang Dana Saat ini TNI AL sudah memiliki tiga kapal rumah sakit yang bisa digerakkan untuk melaksanakan misi dan operasi kemanusiaan. Menurut Prabowo, kapal tersebut bisa menjadi opsi untuk membantu masyarakat Gaza yang butuh penanganan medis. Prabowo menyebut, tawaran bantuan itu juga sudah diketahui oleh Presiden Joko Widodo serta Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi. ”Dan itu kami koordinasikan dengan Pemerintah Mesir,” imbuhnya. Karena itu, usai bertemu dengan dubes Palestina untuk Indonesia, Prabowo menemui dubes Mesir untuk Indonesia. Pertemuan itu penting lantaran bantuan dari Indonesia untuk masyarakat Palestina di Gaza dikirim lewat Mesir. Bila tawaran mengirim kapal rumah sakit diterima, besar kemungkinan kapal rumah sakit itu akan beroperasi di Mesir. ”Kami diskusi secara rinci terutama mengenai rencana pengiriman kapal rumah sakit,” kata dia. Prabowo memastikan, koordinasi yang dilakukan oleh dirinya bersama dubes Palestina dan dubes Mesir akan segera ditindaklanjuti. Atas izin presiden, Prabowo siap bertolak ke Mesir untuk bertemu, berkoordinasi, dan bicara secara langsung dengan menhan Mesir. ”Saya siap terbang ke Kairo untuk koordinasi dengan menteri pertahanan Mesir dan berjumpa beberapa tokoh di kawasan itu,” bebernya. BACA JUGA:Reaksi Keras atas Serangan Israel ; Putus Hubungan Diplomatik hingga Tarik Duta Besar Secara terbuka, Prabowo menyatakan bahwa bantuan dan dukungan dari Indonesia untuk Palestina tidak akan pernah putus. Itu sudah menjadi komitmen pemerintah. Selain menawarkan bantuan kapal rumah sakit, dia menyatakan bahwa seluruh rumah sakit dan fasilitas medis milik TNI terbuka untuk digunakan oleh masyarakat Gaza yang menjadi korban perang antara Israel dengan Hamas. ”Itu sedang kami koordinasikan teknisnya bagaimana,” ucap dia. Prabowo memastikan, bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh Indonesia menggunakan dua pesawat C-130 Hercules milik TNI AU sudah tiba di Mesir. Kemarin, kedua pesawat angkut berat itu mendarat di Bandar Udara El Arish. ”Untuk pesawat pertama sudah sampai, dan menyusul lagi terus-menerus,” ucap Prabowo. Adalah Dubes Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf yang menyambut langsung kedatangan bantuan kemanusiaan tersebut. Selanjutnya, bantuan kemanusiaan itu akan diurus pengirimannya sampai ke Palestina oleh Palang Merah Internasional Mesir. Atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh Indonesia, Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menghaturkan terima kasih. Dia juga menyinggung aksi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di Monas. ”Yang telah diperbuat oleh warga Indonesia sudah lebih dari yang kami harapkan,” kata dia. BACA JUGA:Turki Deklarasikan Israel Penjahat Perang, Staf MER-C Indonesia Sempat Dinyatakan Hilang Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan pengalihan anggaran untuk pembangunan RS Indonesia di Hebron, Tepi Barat, Palestina. Dana yang terkumpul untuk RS Indonesia di Hebron, dialihkan untuk membantu penanganan masyarakat di Gaza, Palestina. Pengumuman pengalihan anggaran itu disampaikan di kantor MUI Pusat tadi malam (6/11). Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mengatakan sejak 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 lalu, mereka menggalang dana untuk pembangunan RS Indonesia di Hebron. Namun sampai saat ini pembangunan belum kunjung terwujud. "Ternyata prosedurnya cukup alot," katanya. Pimpinan MUI memutuskan mengalihkan dana yang terkumpul untuk pembangunan RS Indonesia di Hebron, ke penanganan korban perang di Gaza. Karena mempertimbangkan aspek kedaruratan dan kemaslahatan. Dia mengatakan dana yang terkumpul hampir Rp 23 miliar. BACA JUGA: Israel Bom 26 Masjid dan 1 Gereja di Gaza Amirsyah mengatakan dana itu dititipkan ke Baznas untuk proses penyalurannya. Harapannya bisa tepat sasaran dan memenuhi aspek akuntabilitas. MUI juga menyerahkan hasil penghimpunan dari acara akbar di Monas yang digelar pada Minggu (5/11) pagi. Dalam acara yang diklaim dihadiri 2 juta orang itu, berhasil dikumpulkan donasi Rp 2 miliar lebih. Pada kesempatan yang sama pimpinan Baznas Rizaludin Kurniawan mengatakan, bantuan tahap pertama mereka sudah tiba di Mesir pada Senin (6/11) pagi waktu setempat. Selanjutnya akan dibawa ke Gaza melalui Rafah. Dia mengatakan siap menyalurkan tahap selanjutnya. Termasuk dana yang sedianya untuk pembangunan RS Indonesia di Hebron. Rizaludin mengatakan Baznas beberapa waktu lalu juga sempat ikut menghimpun donasi untuk pembangunan RS Indonesia di Hebron. Dana yang terkumpul sudah diserahkan ke MUI. Dia tidak mempermasalahkan jika akhirnya dana itu untuk penanganan kemanusiaan di Gaza. "Nanti tinggal memperbaharui akad bersama pimpinan MUI dan Baznas," jelasnya. (**)
Kategori :