“Berdasarkan data kita, dari Januari hingga awal April 2024 di Kabupaten Mukomuko telah terjadi kurang lebih 120 kasus, hewan ternak yang mati secara mendadak atau terindikasi terjangkit penyakit virus Jembrana.
BACA JUGA:Tak Ada Tindakan BKSDA, Warga Akan Bunuh Buaya Sungai Selagan Mukomuko
BACA JUGA:Bersih-bersih Berantas Sarang Nyamuk!
Sapi yang terkena virus ini harus cepat ditangani dengan mengubur sapi yang mati secara mendadak dan melakukan vaksin di wilayah tersebut,” jelasnya.
Lanjutnya, sampai dengan saat ini penentasan penyakit pada hewan sapi ini masih terkendala terhadap kebiasaan masyarakat yang memelihara hewan ternak dengan cara dilepas tanpa dikandangkan.
Sehingga tidak bakal seluruh sapi yang menjadi target kegiatan divaksin dapat tervaksin.
“Kami pun tidak pernah bosan menghimbau masyarakat untuk mengadangkan hewan ternaknya, selain mempermudah dalam pemeliharaan dan pengawasan tentunya dapat terhindar dari mara bahaya penyakit,” imbaunya.
Sebelumnya juga virus Jembrana yang menyerang sapi ini, sempat membuat khawatir warga Kecamatan Kota Mukomuko.
Pasalnya dalam hitungan 1 bulan 28 ekor sapi mengalami mati mendadak.
Maka dari itu Puskeswa Kota Mukomuko sempat kewalahan melakukan pencegahan secara intensif kepada sapi miliki peternak yang tidak bejauhan dengan sapi yang telah tertular virus Jembrana.
“Kami sudah melakukan penanganan dan pencegahan ke sapi peternak, selain dilakukan vaksinasi Sapi juga diberikan vitamin untuk yang terlihat agak sakit, untuk mengebalikan fungsia imun,” kata Kepala Puskeswan Kota Mukomuko, drh Yeni Misra.
Sapi peliharaan warga di Kecamatan Kota Mukomuko mati mendadak karena serangan virus Jembrana.
Dimana virus ini sangat cepat menyerang sistem saraf sapi, dan memutus jaringan peredaran darah sehingga terjadi pembengkakan pada pembuluh darah.
Yang mengakibatkan sapi tidak akan sempat diselamatkan, dan mati.
"Maka dari itu tindakan yang sangat bagus adalah mencegah sapi tertular, dengan melakukan vaksin. Sebab jika sudah tertular kemungkinan selamat sangat kecil ," jelas Yeni.
Hingga saat ini petugas terus rutin memberikan pengobatan, sampai hewan ternak tersebut sembuh jika mendapati yang sakit.