“Perempuan itu, Ed, di mana-mana cuma butuh kepastian. Mau sekaya apa pun, mau punya pangkat kayak gimana pun. Tapi kalau kamu nggak berani ngasih kepastian atas hubunganmu, perempuan bakal tetap bimbang,” nasihat Rima kepada Ed, pada malam sebelum Ed memutuskan untuk melakukan seven summits.
BACA JUGA:Penting! Ini Syarat Wajib Bacakada dan Wacakada Jalur Perseorangan Maju di Pilkada Serentak 2024
“Sebaliknya, misal kamu semiskin apa pun, pengangguran sekalipun, kalo kami berani ngasih kepastian atas hubungan kamu, perempuan tetap akan support dan menunggumu. Semata soal keberanian untuk memastikan, Ed, bahwa kamu serius,” lanjut Rima.
Perjalanan Ed pun dimulai. Dari Bandung, Ed pertama menuju Jogja. Di kota ini Ed hanya ingin melihat sejenak panti asuhan yang membesarkannya.
Pasca kematian Ibu Ros, pemilik panti yang membesarkan Ed. Panti itu saat ini dikelola oleh Putri, anak dari Pak Hendra yang merupakan sahabat Ibu Ros.
Pertemuan Ed dan Putri cukup berkesan bagi Ed. Gadis manis dengan kerudung panjang tersebut, mampu memikat hati Ed.
Ditambah lagi Pak Hendra memang sejak lama mencari Ed, pasca meninggalnya Ibu Ros.
BACA JUGA:Peringati Hari Buruh, SPSI Provinsi Bengkulu Gelar Bakti Sosial
Karena ada wasiat yang ingin disampaikan Pak Hendra kepada Ed.
Namun lantaran Ed, masih keukeuh dengan perjalanannya, ia tak sempat bertemu Pak Hendra yang sedang di luar kota.
Ditambah lagi pasca kejadian pengeroyokan yang ia alami saat pulang mencari makan malam bersama Putri, membuat Ed tidak betah berlama-lama di Jogja.
Dan memilih pergi dari kota itu saat tengah malam, tanpa sepengetahuan Putri.
BACA JUGA:Pastikan Komitmen, Jaksa Kejari Bengkulu Utara Siapkan Tuntutan Ini Untuk Ayah Tiri
Dari Jogja, Ed mengawali seven summits-nya dengan mendagi Gunung Semeru.
Bersama sahabatnya Cery, yang seorang Pemandu Gunung di Ranu Pani.
Cery pun membantu Ed untuk menyelesaikan summit pertamanya ke puncak Mahameru.