Dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan Singapura yang merupakan sebuah pulau kecil tidak bertuan saat itu, kepada Inggris.
BACA JUGA:Pesan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Halal Bihalal Keluarga Besar HIKMA
BACA JUGA:Kukuhkan Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM, Gubernur Bengkulu Sampaikan Ini
Sebaliknya, Inggris menyerahkan kantor dagang miliknya yaitu Benteng Marlborough di Bencoolen (Bengkulu) dan seluruh kepemilikannya di pulau Sumatera kepada Belanda.
Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun, Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.
Peringatan 200 tahun Traktat London ini diinisiasi Bank Indonesia bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Merupakan bagian dari Road to Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024.
BACA JUGA:Kukuhkan Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM, Gubernur Bengkulu Sampaikan Ini
BACA JUGA:Punya Modal 6 Kursi, Nasdem Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wagub
Tidak hanya sebagai perayaan sejarah, tetapi juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya ekonomi keuangan digital serta potensi pariwisata Bengkulu.
Traktat Landon juga dianggap membawa pengaruh digitalisasi keuangan.
Pada kesempatan ini Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu bersama Museum Bank Indonesia juga menggelar pameran koleksi uang dari sebelum kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan.
Koleksi uang kertas dan logam berusia ratusan tahun ini sebagai bahan edukasi terhadap setiap pengunjung pameran uang, khususnya generasi muda.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Darjana menjelaskan, dalam pameran ini pihaknya menampilkan koleksi uang yang berkaitan dengan Bengkulu yang disebut ORIDA, atau Oeang Republik Indonesia Daerah.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Jamin Kebebasan Beribadah Umat Beragama, Vihara Rukun Maitreya Diresmikan
BACA JUGA:Bangun Reputasi Bengkulu, Kantor Gubernur Akan Ditata