Mengenal Subkultur Punk yang Lahir dari Ketidakpuasan Terhadap Norma Sosial

Sabtu 11 May 2024 - 10:27 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Sumarlin

Namun punk bukan hanya tentang music semata.

Jika melihat langkah awalnya, punk merupakan gerakan sosial yang menantang otoritas, konvensi, dan ekspektasi masyarakat.

Pakaian, gaya rambut, seni, dan sikap politik punk semuanya menjadi bagian dari identitas subkultur ini.

Seiring waktu, punk berkembang menjadi berbagai aliran dan subgenre, termasuk hardcore punk, pop punk, dan post-punk.

Gerakan ini memiliki pengaruh yang luas dalam seni visual, mode, dan sastra.

Meskipun musik punk tidak lagi mendominasi tangga lagu utama, pengaruhnya masih terasa dalam budaya populer.

Banyak band punk masih aktif dan meneruskan warisan gerakan ini, sementara elemen-elemen dari estetika punk terus muncul dalam mode dan seni kontemporer.

BACA JUGA:Mengusung Makna Kebebasan, Ini Sejarah Awal Rambut Gimbal

Selain itu juga, warisan punk terus hidup melalui nilai-nilai seperti otonomi, kemandirian, dan kesetiaan pada pendekatan yang non-komersial terhadap seni dan musik.

Pengaruh punk juga terlihat dalam politik identitas, gerakan hak asasi manusia, dan perlawanan terhadap ketidakadilan sosial.

Punk telah menjadi simbol keberanian, oposisi, dan kreativitas dalam budaya modern.

Meskipun telah berubah sejak awalnya, semangat punk terus mempengaruhi budaya dan pikiran banyak orang hingga saat ini.

Selain itu, punk juga menjadi suara generasi muda yang muak dengan apa yang mereka anggap sebagai kemapanan dan ketidakadilan sosial.

Lirik-lirik punk sering mengkritik otoritas, politikus, dan institusi yang dianggap korup dan tidak sensitif terhadap masalah masyarakat.

Selain musiknya, punk dikenal karena estetikanya yang provokatif dan anti-establishment.

BACA JUGA:Salimah Jadi Pelopor Peningkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak

Kategori :