Proses dekomposisi sampah organik di TPA ini menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang kuat.
Maka dari itu di beberapa TPA dilengkapi dengan sistem penangkapan gas metana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Kemudian lokasi TPA juga dilengkapi dengan sistem pengelolaan air sesar untuk mengurangi dampak pencemaran air tanah akibat perkolasi air melalui sampah.
Setelah nantinya telah over kapasitas TPA juga akan dilakukan rehabilitasi dan direklamasi untuk mengembalikan lahan tersebut ke dalam kondisi yang aman dan dapat digunakan kembali untuk kepentingan lain.
Seperti penghijauan atau pembangunan infrastruktur.
Maka dari itu TPA menjadi tempat yang aman untuk mengatasi permasalahan sampah.
BACA JUGA:Biaya Kuliah Semakin Mahal! PTN Jor-joran Terima Mahasiswa Baru
Melalui pengelolaan yang transparan dan program pendidikan lingkungan yang terintegrasi, TPA juga dapat menjadi pusat penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Sehingga tidak hanya menjadi tempat pembuangan TPA pun bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dalam pengelolaan limbah.
Pentingnya peran TPA dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat serta mempromosikan praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Tetapi harus di imbangi dengan pengelolaan yang baik.
Adapun alur umum pengelolaan sampah, dimulai dengan sampah-sampah dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat lain dikumpulkan dan diangkut ke TPA menggunakan truk pengangkut sampah.
Setelah tiba Di TPA, sampah-sampah yang tiba akan diterima dan kemudian dipisahkan.
Proses pemisahan ini dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis sampah, seperti sampah organik, sampah non-organik, sampah berbahaya, dan sebagainya.
BACA JUGA:Sering Disepelekan, Ini Manfaat Ubi Jalar Bagi Kecantikan
Setelah dilakukan pemisahan, beberapa jenis sampah akan dilakukan pengolahan awal.