MUKOMUKO, KORANRB.ID – Serangan buaya beberapa waktu lalu yang telah menyebakan warga Desa Tanah Harapan, Ide (26) meninggal dunia, hingga saat ini belum juga dilakukan penanganan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.
BKSD Bengkulu berlasan belum melakukan tindakan karena keterbatasa peralatan, terutama kandang kerangkeng untuk perangkap buaya.
Menjawab keluhan BKSDA Bengkulu demikian, Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) langsung bergerak.
BACA JUGA:Kemenperin Penuhi Kebutuhan Puluhan Ribu SDM Perkapalan, Tingkatkan Pelatihan Vokasi Industri
DLH membeli 1 kerangkeng besi berukuran panjang 5 meter lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter, yang bisa dipinjam BKSDA untuk menangkap buaya Sungai Selagan.
“Kita pesan 5 karengkeng. Baru jadi 1 ini. 4 kerangkeng lagi dalam proses pembuatan. Sehingga keresahan masyarakat bisa terjawab setelah dilakukan penanganan terhadap buaya tersebut nanti,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mukomuko, Budi Yanto S.Hut, M.Ikom.
Budi menjelaskan, sebelumnya rekan-rekan dari BKSDA Bengkulu mengakui tidak memiliki perangkap beruapa kerangkeng untuk melakukan evakuasi buaya.
Meskipun sebelumnya, PemprovBengkulu dan DPRD Provinsi Bengkulu siap membantu, maka dari itu belum dilakukan penanganan terhadap buaya yang menghilangkan nyawa pencari lokan.
BACA JUGA:Kemendagri Beri Sinyal TPP ASN, BKD Mukomuko Jangan Lagi Lamban, Segera Proses Bayar 4 Bulan
DLH Mukomuko juga tidak memiliki anggaran namun bisa meminta bantu pihak-pihak perusahaan, maka untuk pembuatan kerangkeng buaya DLH Mukomuko manyanggupinya.
“Kita cukup prihatin juga dimana masyarakat mendesak, dan pihak lainnya mendesak namun tidak dapat memberi solusi. Maka dari itu kami janjikan bisa menyiapkan kerangkeng tersebut,” ujarnya.
Kerangkeng untuk perangkap buaya ini sudah sesuai standar yang diminta oleh BKSDA Bengkulu.
Kerangkeng yang sudah jadi ini sumbangan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT SAP.
Sedangkan sumbangan dari PT Sapta, PT USM, PT DDP, dan PT BMK, diperkirakan akhir bulan ini kerangkeng selesai dirakit.
Sedangkan PT Agro Mukomuko, dan Grup Utomo tidak bisa membantu menyiapkan perangkap buaya ini.