Padahal disaat masa pertumbuhan, anak akan banyak bergerak sehingga membutuhkan asupan energi dan gizi yang cukup untuk mengimbanginya.
“Setelah kami survei, ternyata banyak pola asuh yang masih salah dan tidak diperhatikan, salahsatunya yakni asupan makanan pada anak,” papar Gustianto.
Naiknya angka stunting di Kabupaten Seluma cukup disayangkan.
Padahal di akhir tahun 2023, penurunan angka stunting di Kabupaten Seluma diapresiasi oleh pemerintah pusat.
Bahkan Kabupaten Seluma mendapatkan dana insentif fiskal dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 5,7 miliar.
BACA JUGA:Ini Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Berada di Kantor Polisi
Tujuannya untuk membantu percepatan penurunan stunting di Kabupaten Seluma.
Dengan cara memberikan makanan bergizi bagi ibu hamil, pemeriksaan kesehatan, pemberian nutrisi makanan, memberikan sarana prasarana penunjang penurunan stunting, sanitasi dan segala hal yang menyangkut dengan upaya penurunan stunting.
Sebelumnya angka stunting di Kabupaten Seluma mencapai 40 persen pada tahun 2021, pada tahun 2022 angkanya berada di 22 persen, dan berdasarkan hasil survei untuk tahun 2023 didapatlah hasil di atas 24 persen.
Untuk diketahui, kasus stunting yakni permasalahan gizi yang terjadi pada anak yang disebabkan kurangnya asupan gizi disaat masa pertumbuhan anak.
Salah satu ciri anak dalam kasus stunting yakni tinggi badan yang mengalami keterhambatan.
Sehingga dibandingkan dengan anak sebayanya tampak lebih rendah.
Kasus stunting memang dipengaruhi juga dengan faktor keturunan.
Namun pengaruhnya tidak signifikan karena stunting dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kesehatan yang dijalani oleh anak sejak masih dalam kandungan hingga masa pertumbuhan atau usia 2 tahun.(**)