Lanjut Joni, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga.
Serta masyarakat dapat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi gizi seimbang dan agar tidak terjadi demam berdarah.
Serta melakukan fogging atau pengasapan jika ada ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat yang terinfeksi penyakit DBD dengan disertai oleh hasil laboratorium.
"Sebisa mungkin kami minimalisir penggunaan pengasapan untuk membasmi jentik nyamuk sebab cairan yang digunakan terdapat zat-zat yang berbahaya untuk masyarakat dan lingkungan," jelas Joni.
BACA JUGA:7 Petinggi Parpol Bertemu, Rancang Koalisi Besar untuk Pilwakot Bengkulu
Hal tersebut dilakukan, karena alat untuk melakukan pengasapan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang menyebabkan tanaman mati dan menimbulkan iritasi bagi manusia jika terkena kulit.
Kemudian juga disampaikan joni bahwa Fogging tersebut hanya membunuh nyamuk besar atau dewasa tidak dengan jentik nyamuk. Jentik nyamuk hanya bisa di bunuh dengan bubuk temephos (abate).
Maka dari itu untuk menbasmi kasusu DBD haruslah menggunkan cara yang tepat jika tidak tepat maka itu akan sia-sia saja.
“Untuk fogging itu bukan langkah kongkrit tetapi kita harus tepat menggunakan solusi,” tutup Joni.