Seperti harga cabai merah keriting dari seminggu masih diharga Rp70 ribu/Kg.
Tak hanya cabai merah keriting, harga beberapa sayuran juga masih bertahan seperti tomat yangbertahan diangka Rp15 ribu per KG. Begitu juga sayur kol masih diharga Rp 17 ribu per Kg.
“Kami juga tidak tau apa yang menyebabkan harga cabai dan beberapa sayuran belum turun-turun, yang pastinya untuk sayuran ini dipasok dari Kerinci,” kata Cipto pedagang cabai dan sayuran di Pasar Koto Jaya Kecamatan Kota Mukomuko.
Dijelaskannya, harga bahan pokok ini mulai naik sejak seminggu yang lalu, sementara untuk harga bawang merah dan bawang putih memang sudah cukup tinggi sejak 2 bulan lalu, tembus Rp 60 ribu per Kg.
Berbeda dengan harga beras yang sekarang sudah mengalami penurunan. Sebelumnya per Kg bisa sampai Rp24 ribu, sekarang turun menjadi Rp22 ribu.
"Ia kalau mengeluh pasti la pembeli apa lagi saat ini cari uang susah sementara kebutuhan pokok terus alami kenaikan dan susah untuk turun,” sampainya.
Terpisah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DisperindagkopUKM) Kabupaten Mukomuko, Nurdiana SE, M.AP sudah mengetahui adanya kenaikan harga kebutuhan masyarakat dipasaran, berdasarkan pemantauan petugas di lapangan.
Maka dari itu berdasarkan hasil rapat inflasi lintas sector beberapa waktu yang lalu, pasar murah menjadi salah satu solusi cepat untuk mengatasi inflasi, yang jika tidak ada halangan di awal Juni nanti akan dilaksanakan.
Pasar murah tersebut selain memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga yang murah.
Juga untuk menyetabilkan harga bahan pangan yang mahal, terlebih menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini.
"Kita selalu pantau dilapangan berkaitan dengan harga kebutuhan masyarakat baik itu cabai, sayuran, minyak dan kebutuhan lainya, saat ini tengah berangsur naik. Maka dari itu kita saat ini kita mulai mempersiapkan untuk pelaksanaan pasar murah,” ujarnya.
Nantinya pasar murah akan digelar dibeberapa kecamatan saja tidak bisa dilaksanakan di 15 wilayah kecamatan karena keterbatasan tenaga dan keterbatasan biaya.
Sekarang ini, dukungan dana atau anggaran untuk mengelar pasar murah masih belum ada.
Namun meskipun demikian, Nurdiana optimis jika semua pihak ikut bergerak, maka pasar murah bisa dilaksanakan.
Seperti Dinas Ketahanan Pangan melobi pihak Bulog menyediakan beras SPHP, Dinas Pertanian melobi kelompok tani menyediakan sayuran segar, cabai, bawang dan tanaman lainnya.
"Dan kami dari Disperindag bisa menggerakkan para pelaku UKM termasuk melobi pihak Bank Indonesia agar bisa mensuport kegiatan pasar murah sebelum Hari Raya Idul Adha ini," tandasnya.