MUKOMUKO, KORANRB.ID – Perangkap beruapa kerangkeng besi telah terpasang di pingir Sungai Selagan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mukomuko, sejak Senin 3 Mei 2024.
Namun hingga Selasa 4 Mei malam, belum ada tanda-tanda umpan berapa bebek hidup di dalam perangkap disentuh buaya. Malahan buaya yang jadi incaran yang selama ini kerap tampak di sekitar pinggir Sungai Selagan, terkesan menghilang.
BACA JUGA:Tak Ada Tindakan BKSDA, Warga Akan Bunuh Buaya Sungai Selagan Mukomuko
Buaya tak lagi tampak muncul baik berenang di Sungai Selagan Kawasan Desa Tanah Rekah Kecamatan Kota Mukomuko, maupun berjemur di pinggir Sungai sebagaimana biasa terlihat masyarakat selama ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mukomuko Budi Yanto S.Hut, M.Ikom menyampaikan perangkap ditempatkan di 2 titik dengan posisi berseberangan. Dimana kedua titik ini memang sering terlihat buaya menampakan dirinya.
Perangkap yang diletakan pada 3 Mei 2024 lalu menggunakan umpan satu ekor bebek yang masih hidup, dengan harapan buaya tersebut akan tertarik memangsa bebek yang ada dalam perangkap besi tersebut.
“Hingga kemarin (Selasa, red) siang belum ada informasi buaya masuk dalam perangkap atau tampak kemunculannya,” kata Budi.
BACA JUGA:Cegah Konflik, Gubernur Bengkulu Minta BKSDA Segera Evakuasi Buaya Selagan
Budi menjelaskan, kemungkinan besar karena arus sungai tengah besar jadi buaya masih enggan muncul. Jika sudah 7 hari tidak ada juga buaya yang terperangkap, nantinya 2 kerangkeng besi tersebut akan dipindahkan ke titik potensial lainnya.
Sedangkan untuk umpan ini hewan hidup, akan terus dipantau jika dianggap perlu dilakukan penggantian.
“Kemungkinan karena faktor air sungai saat ini tengah besar, maka dari itu jika 7 hari tidak juga ada perkembangan kami akan siap kembali membantu BKSDA memindahkan perangkap ke titik lainya,” sampainya.
BACA JUGA: Buaya Sungai Selagan Termasuk yang Terbesar di Dunia, Masuk Appendix 1 dan Terancam Punah
Budi menambahkan, DLH Mukomuko turut serta membantu evakuasi buaya ini, sebelumnya rekan-rekan dari BKSDA Bengkulu mengakui tidak memiliki perangkap untuk melakukan evakuasi, meskipun sebelumnya pihak yang menyatakan siap membantu.
Maka dari itu belum dilakukan penanganan terhadap buaya yang menghilangkan nyawa pencari lokan. Karena DLH juga tidak memiliki anggaran, namun bisa meminta bantuan ke pihak Perusahaan membuat perangkap berupa kerangkeng besi.
“Kita cukup prihatin juga dimana masyarakat mendesak, dan pihak lainnya mendesak namun tidak dapat memberi solusi. Maka dari itu kami janjikan waktu itu bisa menyiapkan perangkap tersebut,” ujarnya.