Perangkap Buaya ini sudah sesuai standar yang diminta oleh BKSDA Bengkulu. Untuk perangkap yang sudah jadi ini dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT SAP. Sedangkan untuk dari PT Sapta, PT USM, PT DDP, dan PT BMK tengah proses pembuatan.
BACA JUGA: Pencari Lokan Diterkam Buaya Sungai Selagan Tinggalkan 1 Anak Masih Balita
Dari perusahaan Grup Utomo tidak bisa membantu menyiapkan perangkap buaya. “Kita pasang 2 dulu perangkap yang sudah jadi, nanti kalau perangkap yang lain rampung lagi kita minta BKSDA turun kembali,” tutupnya.
Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko, Damin mengatakan pemasangan perangkap buaya di Sungai Selagan sudah dilakukan di 2 titik dengan melibatkan DLH Mukomuko, Kepala Desa, Camat, masyarakat, TNI, Polri berjalan lancar.
Meskipun hingga saat ini belum ada tanda-tanda umpan didalam perangkap disenggol oleh buaya
"Pemasangan sudah dilakukan saat ini kita tengah menunggu perangkap tersebut terisi buaya,"katanya.
Perangkap buaya Sungai Selagan yang dipasang bentuknya kerangkeng dengan bahan besi. Untuk titik atau lokasi yang akan dijadikan tempat pemasangan perangkap merupakan hasil pengamatan tim BKSDA dimana buaya tersebut sering muncul.
"Nanti akan kita cek lagi titik lokasi yang akan dipasang perangkap lainya. Termasuk juga teknis pemasangan perangkap, apakah di dalam Sungai atau di pinggir sungai. Semuanya akan ditentukan setelah kita melihat hasil pemasangan perangkap tahap pertama ini," tutupnya.
Diketahui, konflik Buaya dan manusia terjadi di Sungai Selagan Raya Kecamatan Kota Mukomuko yang menyebabkan korban meninggal dunia. Sudah 2 kali memakan korban pada
21 Februari 2022 warga desa Tanah Rekah Sabri (65) meninggal dunia setelah diterkam buaya
saat tengah menyelam mencari lokan.
Atas kejadian tersebut BKSDA Bengkulu pernah memasang perangkap untuk melakukan evakuasi buaya dari Sungai Selagan. Setelah beberapa tahun tidak memakan korban jiwa, pada 15 April 2024, kembali terjadi konflik antara buaya dan manusia, menyebabkan Ide (26) warga desa Tanah Harapan meninggal di tempat.