KOTA MANNA, KORANRB.ID - Menjelang masa tanam padi periode kedua tahun 2024 ini, harga beli pupuk nonsubsidi di pasaran mulai meroket alias mengalami kenaikan, Selasa 11 Juni 2024. Bahkan mencapai Rp 800 ribu per kemasan.
Tentu ini membuat petani yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan mengeluh. Lebih dikhawatirkan lagi kenaikan harga pupuk kimia ini semakin menjadi-jadi.
Padahal harga jual pupuk nonsubsidi kemasan yang biasa digunakan petani itu, sebelumnya sempat turun menjelang lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah lalu.
BACA JUGA:Bupati Perpanjang Kontrak 35 PPPK Nakes
BACA JUGA:Gelar Bimtek Peningkatan Pelayanan Publik Diikuti 5 OPD
Sayangnya, hal itu ternyata tidak berlangsung laman dan kembali naik.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini beberapa pupuk nonsubsidi yang mengalami kenaikan diantaranya, Urea yang awalnya dijual dengan harga Rp345 ribu/sak (berat 50 kilogram), saat ini dijual dengan harga Rp445 ribu/sak.
Ada kenaikan sebesar Rp100 ribu setiap kemasan 50 Kg pupuk Urea tersebut.
Begitupun dengan pupuk jenis Ponzka juga naik Rp100 ribu atau harga saat ini Rp585 ribu/50 Kg.
Sementara, jenis pupuk NPK PUSRI alami kenaikan sekitar Rp150 ribu atau harga jual saat ini Rp525 ribu/sak.
"Yang paling tinggi harga jualnya sekarang ini pupuk NPK Mutiara yang dijual Rp 800 ribu/ 50 kilogram. Kenaikan harga pupuk karena ada perubahan harga dari pabrik," kata pemilik Toko Pertanian di Kota Manna, Ahmad (37).
BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi Bertambah, Alokasi Menunggu SK Bupati
BACA JUGA:Sekda Bengkulu Selatan Ajak ASN Profesional dan Bertanggungjawab Melayani Masyarakat
Ahmad menerangkan, setiap periode rentang 2 sampai 3 bulan harga pupuk mengalami perubahan. Ditambah lagi, dengan seringnya terjadi pengurangan stok pupuk dari agen.
"Kalau soal daya beli memang tidak meningkat, tapi tidak juga turun drastis. Paling, petani itu sekarang beli pupuk secara musiman," terang Ahmad.