Sering Makan Prasmanan? Sudah Tahu Sejak Kapan Budaya Prasmanan Ada di Indonesia?

Jumat 14 Jun 2024 - 20:30 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Fazlul Rahman

Seiring waktu, masyarakat Indonesia mulai mengadopsi konsep prasmanan dan mengintegrasikannya dengan budaya lokal.

BACA JUGA:5 Tanda Tubuh Penuh Dengan Racun, Nomor 5 Sulit Menurunkan Berat Badan

BACA JUGA:Cara Sederhana Mendesain Akuarium agar Menarik dan Selalu Bersih

Pada awal abad ke-20, tradisi ini mulai menyebar di kalangan masyarakat umum, terutama di kota-kota besar seperti Batavia (sekarang Jakarta), Surabaya, dan Medan.

Tradisi prasmanan menjadi semakin populer dalam acara-acara pernikahan dan hajatan keluarga.

Orang Indonesia menemukan bahwa gaya penyajian ini sangat praktis dan sesuai dengan budaya gotong royong serta kebiasaan makan bersama.

Dalam konteks pernikahan, prasmanan memungkinkan keluarga besar dan tamu undangan untuk menikmati berbagai macam hidangan tanpa harus menunggu giliran untuk dilayani.

Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa, dengan berbagai macam masakan dari berbagai daerah.

BACA JUGA:Ngaku Sedih! Ini Pengakuan Adik Tembak Kakak di Bengkulu Utara Hingga Tewas

BACA JUGA:Jalan Curup - Lebong Sudah Bisa Dilalui Bergantian, Tapi Hati-hati Karena Masih Ada Ini....

Tradisi prasmanan memungkinkan penyajian berbagai jenis masakan tradisional dalam satu meja, memberikan kesempatan bagi tamu untuk menikmati hidangan khas dari berbagai daerah.

Beberapa hidangan yang sering ditemukan dalam prasmanan Indonesia antara lain rendang, sate, gado-gado, nasi kuning, dan aneka kue tradisional.

Selain itu, konsep "berbagi" yang ada dalam budaya Indonesia juga memperkuat penerimaan prasmanan. Dalam budaya Jawa, misalnya, terdapat konsep "slametan" yang merupakan bentuk syukuran atau doa bersama yang biasanya diikuti dengan makan bersama.

Prasmanan menjadi cara yang ideal untuk menyajikan makanan dalam acara seperti ini, karena memungkinkan setiap orang untuk mengambil porsi yang mereka inginkan.

Pada dekade 1970-an dan 1980-an, tradisi prasmanan semakin mengukuhkan posisinya dalam budaya Indonesia, terutama di kota-kota besar.

BACA JUGA:Industri Alat Berat Tunjang Aktivitas Konstruksi, Pertambangan Hingga Kehutanan

Kategori :