BACA JUGA:Gubernur Rohidin Berencana Buka Jalan Bengkulu-Jambi, Dapat Dukungan LAM Jambi dan BMA
Keunikan Mawsynram tidak hanya terletak pada curah hujannya yang ekstrem, tetapi juga pada budaya dan tradisi lokal.
Desa ini menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan sendiri bagaimana hidup di tempat terbasah di dunia.
Pemandangan alam yang menakjubkan, termasuk air terjun dan gua, menambah daya tarik Mawsynram sebagai destinasi wisata.
Festival dan adat istiadat lokal juga merupakan daya tarik tersendiri. Masyarakat Khasi, yang merupakan kelompok etnis utama di daerah ini, memiliki budaya yang kaya dan tradisi yang unik.
BACA JUGA:RBMG Salurkan 250 Paket Daging Kurban untuk Masyarakat
Salah satu tradisi terkenal adalah penggunaan "jembatan akar hidup", yaitu jembatan yang dibuat dari akar pohon karet hidup yang diarahkan dan dianyam selama bertahun-tahun hingga membentuk struktur yang kokoh.
Mawsynram juga menjadi subjek berbagai penelitian ilmiah terkait iklim dan meteorologi.
Para ilmuwan tertarik untuk mempelajari pola curah hujan yang ekstrem dan dampaknya terhadap ekosistem serta kehidupan manusia.
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang dinamika atmosfer di kawasan tersebut tetapi juga membantu dalam mengembangkan strategi mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim global.
BACA JUGA:Kabupaten Lebong Hanya Kebagian Jatah 2 Kuota Beasiswa STTD 2024
BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Serahkan 2 Ekor Hewan Kurban untuk 2 Masjid di Kota Bengkulu
Mawsynram, India, adalah daerah dengan curah hujan tertinggi di dunia, dengan rata-rata curah hujan tahunan yang mencapai hampir 12.000 milimeter.
Lokasi geografisnya yang unik, dipadukan dengan angin muson dari Teluk Benggala, menyebabkan curah hujan yang luar biasa ini.
Meski menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem, penduduk Mawsynram telah beradaptasi dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan.