KORANRB.ID - Ketika mengunjungi atau melewati area kilang minyak, sering kita melihat nyala api yang menyala dari cerobong yang tinggi.
Fenomena ini mungkin menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang, mengapa ada api di cerobong kilang minyak?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami beberapa aspek teknis dan operasional dari kilang minyak itu sendiri.
Salah satu alasan utama adanya api di cerobong kilang minyak adalah untuk menjaga keamanan dan keselamatan operasional.
Kilang minyak memproses berbagai jenis minyak mentah menjadi produk-produk yang lebih bermanfaat, seperti bensin, diesel, dan bahan bakar jet.
BACA JUGA:Jangan Ngaku Kader HMI Kalau Belum Nonton Film Ini, Lafran Pane Sudah Tayang di Bioskop
BACA JUGA:Terancam Punah! Berikut 7 Fakta Unik Bangau Sarus, Tidak Bermigrasi
Proses ini melibatkan reaksi kimia dan fisika yang kompleks dan menghasilkan berbagai jenis gas, beberapa di antaranya dapat sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar.
Gas-gas ini, yang sering kali berupa hidrokarbon ringan seperti metana dan etana, sangat mudah terbakar dan dapat menciptakan risiko ledakan jika terakumulasi dalam jumlah besar.
Cerobong kilang minyak, yang disebut juga dengan flare stack, berfungsi untuk membakar gas-gas berbahaya ini secara terkendali.
Dengan membakar gas tersebut, kilang minyak dapat menghindari potensi bahaya ledakan dan menjaga lingkungan kerja tetap aman.
Selain alasan keamanan, pembakaran gas di cerobong juga membantu dalam mengendalikan polusi udara.
Karena, gas-gas yang dihasilkan selama proses kilang minyak sering kali mengandung senyawa yang berbahaya bagi lingkungan, seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan senyawa organik volatil (VOC).
Jika dilepaskan langsung ke atmosfer tanpa pembakaran, gas-gas ini dapat berkontribusi pada pencemaran udara, menyebabkan smog, dan masalah kesehatan bagi manusia serta kerusakan lingkungan.
BACA JUGA:Rekomendasi Golkar Menguat ke Rohidin, Putusannya Agustus Nanti