Tak hanya itu, saat ini pemerintah pusat juga banyak mengeluarkan program-program tentang pertanian kelapa sawit yang jumlahnya lebih besar dari perkebunan karet.
Saat ini setidaknya ada beberapa program bagi pekebun kelapa sawit diantaranya program replanting, diversifikasi perkebunan kelapa sawit hingga bibit kelapa sawit murah.
BACA JUGA:Minggu Pagi, Listrik 25 Desa di Bengkulu Utara Dipadamkan, Cek Jadwal dan Lokasi
BACA JUGA:Penyidikan Dugaan Korupsi BUMDes Gardu Bengkulu Utara, Ini Perkembangan Terbarunya
“Sednagkan memang kita akui untuk program perkebunan bagi perkebunan karet memang jauh lebih sedikit,” terangnya.
Namun saat ini Pemda Bengkulu Utara juga memiliki program-program bagi petani karet.
Di antaranya saat ini pemerintah memiliki pembibitan karet unggul yang dijual pada masyarakat.
Tentunya ke depannya bibit unggul ini bisa dijual lebih murah dengan subsidi bagi pekebun rakyat dengan lahan yang terbatas.
“Sehingga ktia juga tetap memperhatikan terkait keberlangsungan perkebunan masyarakat, termasuk perkebunan karet,” terangnya.
Namun Ia mengimbau masyarakat terutama petani karet untuk menghitung matang jika memang ingin melakukan alihfungsi lahan perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit.
Terutama terkait dengan masa tanam hingga masa panen dimana masyarakat atau pemilik lahan tidak bisa mendapatkan hasil dari lahan perkebunan tersebut.
“Sehingga harus ada penghitungan matang, karena dari ada jedah waktu sekitar 4 tahun dalam menunggu waktu panen kelapa sawit. Termasuk juga membutuhkan biaya dalam perawatan selama pelaksanaan menunggu kelapa sawit tersebut panen, hal ini harus benar-benar dipertimbangkan,” terangnya.