Jika ada laporan dari masyarakat terkait permasalahan lingkungan, maka akan menjadi fokus utama dari tim DLH untuk memastikannya.
Maka dari itu jika ada masyarakat yang mengeluh, sebaiknya segera laporkan karena itu masuk kategori emergency dan harus segera ditindaklanjuti.
“Jika ada masyarakat yang ingin melaporkan terkait permasalahan lingkungan oleh pabrik, segera lapor ke DLH Seluma agar dapat segera diperiksa kebenarannya,”tegas Nazirin.
Adanya limbah PT Agrindo Indah Persada (AIP) yang merupakan anak perusahaan Wilmar Group di Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi sempat membuat sebagian masyarakat resah, lantaran limbah diduga mengalir dan merusak ekosistem di aliran sungai gasan yang posisinya tepat melintasi pabrik PT AIP yang bergerak dibidang pengolahan claude palm oil (CPO).
Ada empat hal yang RB rangkum dari keluhan masyarakat pasca adanya dugaan limbah yang selalu mengalir ke sungai gasan.
Aliran sungai keruh. Dari penjelasan warga, sebelum adanya pabrik PT AIP, aliran sungai gasan memiliki warna yang cukup jernih.
Namun saat ini kondisinya sudah berubah 180 derajat. Aliran Sungai Gasan menjadi keruh dan cenderung berwarna coklat kehitaman disertai buih.
Ekosistem rusak. Tidak seperti dahulu, saat ini ekosistem di aliran sungai gasan sudah tidak ada. Dahulunya banyak sekali ikan yang hidup dan berkembang biak dialiran sungai gasan, bahkan banyak warga yang menjadikan aliran sungai gasan menjadi spot mancing.
Namun saat ini satupun ikan sudah tidak terlihat, air tampak tenang dan tidak ada tanda tanda kehidupan didalamnya, hanya ada endapan lumpur.
Air sungai membuat gatal. Dampak adanya dugaan limbah yang mengalir di aliran sungai gasan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
Jangankan untuk kebutuhan mencuci atau masak, air sungai gasan pun jika kita sentuh dan kita diamkan ditubuh akan menimbulkan rasa gatal yang amat sangat perih.
Sehingga membuat warga enggan untuk memanfaatkan kembali air dari sungai gasan yang melintasi pabrik PT AIP.
Adanya aroma busuk. Jika diperhatikan secara langsung, ada bau khas yang menyeruak disekitar aliran sungai gasan yang melintasi PT AIP, terutama dibagian hulu.
Besar kemungkinan ini diduga karena limbah yang terus menerus dibuang di aliran sungai, sehingga muncul aroma tidak sedap disepanjang aliran sungai gasan.
Berdasarkan keterangan salah satu tokoh masyarakat, Yulian Efendi atau kerap disapa Lian mengatakan bahwa terhitung sejak 2015 atau lima tahun berdirinya PT AIP, air Sungai Gasan sudah mulai tercemar, awalnya limbah yang muncul hanya sedikit demi sedikit.
Namun lama kelamaan hewan perairan yang hidup di aliran Sungai Gasan mati, sekitar beberapa tahun belakangan ada warga yang mendapati ikan ikan mati.