KORANRB.ID - Pemerintah Bengkulu Selatan berupaya membangun los-los di pasar agar pedagang dapat berjualan dalam pasar.
Namun faktanya pedagang malah lebih memilih berjualan di badan jalan.
Bangunan los pasar yang dibangun pemerintah tampaknya hanya menghabiskan anggaran belaka.
Sebab, tidak ada satupun los pasar yang digunakan pedagang untuk berjualan.
Paling miris lagi, pedagang justru lebih memilih berjualan di tengah jalan.
BACA JUGA:Polemik Asap PT KSM, DLH Mukomuko Sudah Turun Tapi Belum Uji Kualitas Udara
BACA JUGA:Dana BTT untuk Pembangunan Pasca Kebakaran SMKN 3 Kota Bengkulu, Gubernur: Itu Tidak Boleh
Hingga akhirnya lapak para pedagang sangat mengganggu arus lalu lintas di pasar.
Bukan hanya itu, akibat keberadaan para pedagang yang membuka lapak di tengah jalan, kondisi pasar semakin terlihat semrawut dan tidak beraturan.
Seperti yang terjadi di Pasar Ampera di Kelurahan Ketapang Besar, Kecamatan Pasar Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Kondisi pasar tradisional harian terbesar di Kabupaten Bengkulu Selatan itu kini kondisnya sangat memprihatinkan.
Terlihat sepanjang jalan yang mengelilingi Pasar Ampera dipenuhi dengan lapak para pedagang yang menjajakan dagangannya.
Sementara banguan lapak pedagang yang berada di bagian kiri dan kanan pasar yang dibangun pemerintah, justru tidak dimanfaatkan dan dibiarkan terbengkalai.
Kepala Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Bengkulu Selatan, Erwin Muchsin S.Sos mengatakan, pihaknya sudah sangat geram dengan para pedagang yang ada di Pasar Ampera.
Menurut Erwin, selama ini pihaknya sudah melakukan razia penertiban para pedagang yang ada di pasar tersebut secara berulang.