KORANRB.ID - Para pedagang di festival Tabut tahun ini mengeluhkan sepi pengunjung, sehingga terancam merugi.
Ancaman merugi itu ditambah dengan mahalnya sewa lapak yang ditempati.
Pedagang Sate, Ratna (43) mengatakan sudah berlangsung pertengahan perayaan festival Tabut para pedagang belum ada yang untung atas usaha yang di festival Tabut tahun ini.
"Kalau ditanya ramai atau tidak, mungkin bisa lihat sendiri. Kami sepi dari hari pertama hingga pertengahan perayaan Tabut 2024 ini," ungkap Ratna pada RB, Jumat, 12 Juli 2024.
BACA JUGA: 90 Calon Siswa Tingkat SMA di Bengkulu Belum Dapat Sekolah, Ini Solusi Disdikbud Bengkulu
BACA JUGA:Akhir Juli Ditarget Kadinkes Kota Bengkulu Sudah Ada yang Baru
Lanjut Ratna, untuk sewa tenda kerucut tempatnya berjualan harus mengeluarkan biaya Rp7 juta. Biaya tersebut pasalnya sudah harga pas dari Event Organized (EO).
Untuk mengejar ketertinggalan para pedagang sudah menaikan harga dari pada biasanya, namun lagi-lagi sepi pengunjung.
"Kami sewa itu Rp7 juta walau harga sudah disesuaikan masih juga belum menutup anggaran yang dikeluarkan," terang Ratna.
Kendati masih belum mendapatkan untung para pedagang masih bertahan. Sebab sudah terlanjur menyewa lapak.
BACA JUGA: Didominasi Pernikahan Dini, Hingga Juni 2024, 213 Pasangan Menikah di Kota Bengkulu
BACA JUGA:Pelantikan Kantongi Izin Kemendagri, Sekda Minta Kolaborasi dan Sinergi Pejabat Eselon III dan VI
"Kalau ramai syukur kalau tidak juga Alhamdulillah saat ini kami tidak bisa berbuat apa-apa, sewa juga sudah diberikan di awal," jelas Ratna.
Hal serupa dialami penjual Bakso Arema, Tedi Darso (37). Ia mengaku beberapa hari sejak dimulainya festival Tabut memang sepi pengunjung tidak seperti tahun sebelumnya.
"Tidak seperti Tabut biasa, kenapa kali ini sepi pengunjung, mana modal kita belum balik," terang Tedi.