Hal ini menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan pada lapisan lambung, yang dikenal sebagai gastritis autoimun.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan defisiensi vitamin B12 dan dapat memerlukan pengobatan jangka panjang.
8. Refluks Empedu
Refluks empedu terjadi ketika empedu, yang biasanya membantu pencernaan lemak, mengalir kembali ke lambung dari usus kecil.
Empedu ini dapat mengiritasi lapisan lambung dan menyebabkan peradangan kronis, yang berkontribusi pada perkembangan maag.
9. Faktor Genetik.
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya seseorang terkena penyakit maag.
Jika keluarga yang ada riwayat penyakit maag, mungkin seseorang akan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengembangkan maag.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin memiliki gen yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi H. pylori atau lebih sensitif terhadap iritasi lambung.
10. Kondisi Medis Lain
Beberapa kondisi medis lain, seperti penyakit crohn, sarkoidosis, dan penyakit celiac, juga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada lambung dan meningkatkan risiko penyakit maag.
Pengobatan untuk kondisi-kondisi ini juga dapat mempengaruhi kesehatan lambung dan menyebabkan maag.