KORANRB.ID – Fenomena kelangkaan gas LPG 3 kilogram di Kota Bengkulu kembali terjadi.
Pasalnya, jika pun gas LPG bisa didapati harga sudah di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan.
Yani (34) warga Kelurahan Sukarami mengungkapkan bahwa gas LG yang katanya subsidi untuk masyarakat miskin susah didapat, pasalnya pada pangkalan selalu habis.
"Saya ke pangkalan gas saat gas di rumah habis, lalu di pangkalan gas menungkapkan bahwa gas sudah habis," ungkap Yani.
BACA JUGA:Konsisten Kampanye #Cari_Aman, Astra Motor Bengkulu Gelar Safety Riding FOMO
BACA JUGA:ATM Minim, BRI Link Jadi Bisnis Menjanjikan di Kabupaten Kaur
Diduga kelangkaan gas LPG tersebut juga diakibatkan oleh para penjual eceran membeli dengan jumlah banyak ke pangkalan tanpa menggunakan Kartu Keluarga.
"Kami kebingungan jika kami membeli gas LPG 3 kilogram pasti harus menyertakan Kartu Keluarga dan dicek apakah gas tersebut sesuai penerima atau tidak. Berbeda dengan warung yang mengecek mereka tidak menggunakan Kartu Keluarga buktinya mereka bisa membeli banyak," jelas Yani.
Di tempat terpisah Pangkalan Gas di Jalan Padat Karya, Kelurahan Sumur Dewa, Dani Iskandar (44) mengungkapkan bahwa memang jika ada warga yang ingin membeli gas LPG 3 kilogram harus menggunakan Kartu Keluarga sebagai syarat bahwa memang mereka pantas mendapatkan gas.
"Untuk warga harus menggunakan Kartu Keluarga jika membeli gas pada pangkalan, jadi tidak bisa sembarangan berbeda dengan gas ukuran 12 kilogram yang bersifat umum," ungkap Dani.
BACA JUGA:Tower Pagar Banyu Seluma Mulai Berfungsi, Radius Sinyal Capai 7 KM
BACA JUGA:Membangun Kesejahteraan Masyarakat Melalui Program TMMD
Ia melanjutkan bahwa terkadang jumlah yang mereka terima dari Pertamina tidak cukup untuk masyarakat.
Jadi ketika gas LPG 3 kilogram tersebut sampai ke pangkalan masyarakat langsung memberikan Kartu Keluarga saat itu juga gas habis.
"Terkadang gas itu habis saat diturunkan dari angkutan Pertamina. Masyarakat langsung mengambil dan kami tidak bisa berbuat apa-apa mereka cukup syara,t kenapa kami tidak memberikannya, nanti kita dikatakan menimbun," terang Dani.