Fenomena ini sering terjadi dalam berbagai konteks, seperti di tempat kerja, pertemanan, atau bahkan dalam hubungan keluarga.
BACA JUGA:Bukan Hanya Sebagai Bumbu Dapur, Lada Ternyata Punya Segudang Manfaat Kesehatan
BACA JUGA:5 Provinsi Dengan Pengangguran Tertinggi di Indonesia
Misalnya, di tempat kerja, seorang karyawan yang selalu bersedia membantu rekan kerja lainnya mungkin berakhir dengan beban kerja yang lebih berat dibandingkan rekan-rekannya.
Di sisi lain, dalam pertemanan, orang yang terlalu baik mungkin sering diperlakukan sebagai "orang yang selalu ada" ketika teman-teman mereka membutuhkan sesuatu, tetapi diabaikan ketika mereka sendiri membutuhkan dukungan.
3. Lelah karena Terlalu Banyak Membantu Orang Lain
Bersikap baik memang bisa memberikan kepuasan batin, tetapi jika dilakukan secara berlebihan, hal ini bisa menjadi sumber kelelahan yang serius.
Orang yang terlalu banyak membantu orang lain sering kali mengabaikan kebutuhan mereka sendiri. Mereka terus-menerus memberikan waktu, tenaga, dan sumber daya mereka tanpa memperhatikan kesehatan fisik dan mental mereka.
Kelelahan ini, dikenal sebagai "burnout," bisa mengarah pada berbagai masalah kesehatan, seperti stres kronis, gangguan tidur, dan depresi.
Selain itu, kelelahan juga bisa merusak hubungan interpersonal karena seseorang yang terlalu lelah mungkin menjadi lebih mudah marah atau frustrasi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menetapkan batasan dalam bersikap baik, agar kita tidak mengorbankan diri kita sendiri demi orang lain.
4. Dianggap Remeh oleh Orang Lain
Ketika seseorang terlalu baik, mereka sering kali dianggap remeh oleh orang lain. Ini terjadi karena kebaikan mereka dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan tidak memerlukan penghargaan.
Orang yang terlalu baik sering kali dipandang sebagai sosok yang selalu siap untuk memberikan bantuan tanpa pamrih, dan ini bisa menyebabkan orang lain kehilangan rasa hormat terhadap mereka.
Di tempat kerja, misalnya, seorang karyawan yang selalu mengambil tugas tambahan atau membantu rekan-rekannya mungkin tidak dihargai secara proporsional.
Rekan kerja dan atasan mungkin menganggap bantuan tersebut sebagai hal yang biasa dan tidak memberikan pengakuan yang pantas. Hal ini bisa menyebabkan rasa frustrasi dan ketidakpuasan dalam diri orang yang terlalu baik tersebut.