BENGKULU, KORANRB.ID – Kasus kekerasan anak dan perempuan tahun ini meningkat drastis. Sepanjang Januari hingga Agustus 2024 ini sudah terjadi 298 kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Provinsi Bengkulu.
Rinciannya, 126 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 169 kasus kekerasan terhadap anak.
Angka ini meningkat tajam jika dibandingkan tahun 2023 lalu.
Dimana hanya tercatat 33 kasus kekerasan anak dan perempuan di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Maju Pilkada, Pemprov Segera Siapkan Pengganti 3 Pejabat Pensiun Dini
Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Provinsi Bengkulu Ekmaharti mengungkapkan bahwa faktor ekonomi, pendidikan, dan moral menjadi penyebab utama terjadinya kekerasan.
Ia juga menyoroti peran media pornografi dalam mempengaruhi perilaku pelaku kekerasan.
Ekmaharti menerangkan bahwa banyak korban kekerasan mengalami trauma yang membutuhkan penanganan psikologis.
"Korban kekerasan, terutama anak-anak, membutuhkan bantuan psikologis untuk memulihkan trauma mereka," jelasnya.
BACA JUGA:Lampaui Target, Rp 739 Miliar Investasi Masuk ke Bengkulu Utara
Bukan hanya perempuan dan anak yang mengalami kekerasan, laki-laki juga rentan menjadi korban kekerasan. Dimana tahun ini tercatat ada 98 kasus yang terjadi tahun ini.
"Sosialisasi tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencegah terjadinya kasus baru," ujarnya.
UPTD PPA Provinsi Bengkulu juga menyediakan layanan pendampingan hukum dan psikologis bagi korban kekerasan.
Ia juga menambahkan bahwa sosialisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan di berbagai tingkatan, mulai dari sekolah hingga tingkat desa.
BACA JUGA:Sah! 25 Anggota DPRD Mukomuko Periode 2024-2029, Karto Ketua Sementara