Beberapa cedera umum dampak negatif dari olahraga lari yaitu, Cedera lutut sebab ketika anda lari dapat menempatkan tekanan tambahan pada lutut, yang bisa menyebabkan masalah seperti sindrom patellofemoral atau runner’s knee.
Kemudian juga olahraga lari juga dapat membuat anda terkena shin splints, dimana rasa nyeri yang tumbuh pada bagian depan kaki bawah yang sering dialami pelari.
Terparah stres fractures atau patah tulang akibat stres terjadi ketika beban berulang yang tinggi menyebabkan retakan pada tulang.
BACA JUGA:5 Perusahaan di Indonesia yang Memiliki Karyawan Terbanyak
Dan tentunya olaraga jalan kaki memiliki risiko cedera yang lebih rendah dibandingkan lari karena dampaknya yang lebih rendah pada sendi.
Meskipun risiko cedera lebih rendah, orang dengan kondisi nyeri sendi yang sudah ada mungkin akan mengalami ketidaknyamanan.
Penggunaan sepatu yang tidak memadai juga dapat menyebabkan masalah seperti lepuhan atau nyeri pada telapak kaki saat anda menjalankan olahraga jalan kaki.
Maka dari itu olahraga lari mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka yang baru memulai rutinitas olahraga atau memiliki kondisi medis tertentu.
Orang dengan masalah sendi atau berat badan berlebih mungkin merasa lari terlalu membebani tubuh mereka. Bagi pemula, lari mungkin terasa sulit dan bisa meningkatkan risiko cedera.
BACA JUGA:5 Perusahaan di Indonesia yang Memiliki Karyawan Terbanyak
Disarankan untuk memulai dengan program pelatihan yang melibatkan kombinasi jalan kaki dan lari.
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung atau diabetes, harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai program lari.
Sedangkan untuk olahraga jalan kaki menjadi pilihan yang lebih ramah bagi semua kelompok usia dan kondisi fisik.
Sehingga bisa menjadi pilihan yang baik untuk mereka yang baru memulai rutinitas olahraga, orang tua, atau mereka yang memiliki masalah sendi.