KORANRB.ID - Dalam era globalisasi yang serba modern ini, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, SP, MM menilai budaya lokal kerap kali terpinggirkan oleh arus perkembangan zaman.
Budaya tradisional, yang dulunya menjadi identitas dan jati diri bangsa, semakin tergerus oleh pengaruh budaya asing.
Padahal, melestarikan budaya lokal bukan sekadar mempertahankan tradisi, tetapi juga menjaga warisan berharga bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya lokal.
BACA JUGA:Terakhir Mendaftar, Benny-Farizal Janjikan Santunan Rp2 Juta untuk Keluarga Duka
BACA JUGA:Lautan Massa Antar ke KPU Provinsi Bengkulu, Rohidin-Meriani Bangun Bengkulu Tanpa Bebani Rakyat
Menurut Jonaidi, budaya lokal mencerminkan kekayaan sejarah, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu.
Setiap tarian, musik, bahasa, adat istiadat, hingga kerajinan tradisional memiliki cerita dan filosofi yang mendalam.
Meski memiliki nilai penting, melestarikan budaya lokal bukanlah tugas yang mudah.
Banyak budaya tradisional yang terancam punah karena kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan meneruskan tradisi.
BACA JUGA:Lautan Massa Antar ke KPU Provinsi Bengkulu, Rohidin-Meriani Bangun Bengkulu Tanpa Bebani Rakyat
BACA JUGA:Omzet PKL Naik Sampai 20 Persen, Berkah Pilkada Kepahiang 2024
Pengaruh media sosial, tren modern, dan gaya hidup yang serba cepat seringkali membuat budaya lokal dianggap kuno dan tidak relevan.
Selain itu, urbanisasi dan modernisasi juga turut menyumbang pada berkurangnya ruang bagi budaya lokal untuk berkembang.
Lahan-lahan yang dulu digunakan untuk upacara adat kini berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit.