Kacang polong dan buncis, meskipun secara botani adalah buah karena tumbuh dari bunga dan memiliki biji di dalamnya, sering dianggap sebagai sayur.
Dalam konteks kuliner, kacang polong dan buncis digunakan dalam hidangan gurih seperti sup, tumisan, dan salad, yang membuat persepsi mereka sebagai sayur lebih kuat.
Selain itu, tekstur dan rasa mereka yang gurih dan tidak manis membuat mereka lebih cocok sebagai sayur dalam berbagai hidangan.
BACA JUGA:Ustad Syamlan Minta Imam Masjid Istiqlal Mengundurkan Diri , Pasca Kunjungan Paus Fransiskus
BACA JUGA:Apa yang Harus Dilakukan jika Bertemu Anjing Galak? Berikut 5 Anjurannya
7. Jagung
Jagung sering kali dianggap sebagai sayur ketika disajikan dalam bentuk biji-bijian, seperti jagung rebus atau kukus. Secara botani, setiap biji jagung adalah buah kecil, karena tumbuh dari bunga dan mengandung biji.
Namun, dalam kuliner, biji jagung digunakan dalam berbagai hidangan gurih dan sering kali sebagai sayur pelengkap, seperti dalam sup, salad, dan hidangan panggang.
Selain itu, perbedaan antara jagung muda yang digunakan sebagai sayur dan jagung matang yang diolah menjadi tepung atau sirup juga memperkuat persepsi bahwa jagung adalah sayur.
Kekeliruan dalam mengklasifikasikan buah sebagai sayur biasanya disebabkan oleh perbedaan antara klasifikasi botani dan kuliner. Dalam botani, klasifikasi didasarkan pada struktur tanaman dan proses pertumbuhan.
Sementara itu, dalam kuliner, klasifikasi lebih didasarkan pada rasa, penggunaan dalam masakan, dan konteks budaya.
BACA JUGA:Dewan Ingatkan Penyesuaian Arah Pembangunan Bengkulu Utara dengan Pusat dan Provinsi
BACA JUGA:Nursida, Menang Rp 50 Juta Undian Simpeda Bank Bengkulu
Buah yang memiliki rasa kurang manis atau lebih cocok dalam hidangan asin sering kali diklasifikasikan sebagai sayur dalam konteks kuliner.
Selain itu, budaya kuliner di berbagai negara dan daerah juga mempengaruhi persepsi ini. Di beberapa budaya, penggunaan tertentu dari buah dalam masakan gurih secara historis telah menempatkan mereka dalam kategori sayur, meskipun secara ilmiah mereka adalah buah.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa penggolongan makanan tidak hanya tentang ilmu botani, tetapi juga tentang tradisi kuliner dan kebiasaan konsumsi.