KORANRB.ID – Angka pengangguran di Provinsi Bengkulu menyisakan sekitar 34.700 jiwa atau jika dipersentasekan berkisar 3,14 persen dari jumlah penduduk Bengkulu.
Diketahui, jumlah tersebut belum termasuk angkatan kerja baru, yang baru menyelesaikan pembelajarannya di Perguruan Tinggi (PT) negeri maupun swasta di Provinsi Bengkulu.
Seperti contoh, pada setiap tahunnya Universitas Bengkulu melepas sekitar 1.800 wisudawan dan Poltekes Kemenkes Bengkulu sekitar 1.200 wisudawan yang otomatis menambah jumlah angkatan kerja di Bengkulu.
Hal itu dikatakan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, Syarifudin.
BACA JUGA:Ini Para Juara Mini Soccer Kajati Cup 1.0 2024, Kajati Bengkulu: Terus Jaga Silaturahmi
BACA JUGA:Hingga Agustus 2024, Dinkes Catat 126 Kasus HIV/AIDS, Kota Bengkulu Terbanyak, 90 Kasus
“Posisi angka pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu saat ini 3,14 persen dan terus bertambah. Dengan tamatan dari kampus negeri maupun swasta,” ungkap Syarifudin.
Syarifudin menerangkan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui program yang telah dilaksanakan terus menekan angka pengangguran.
Setidaknya, jumlah tersebut terbilang jauh menyusut, pada periodisasi Gubernur Bengkulu Prof. Dr. H Rohidin Mersyah MMA.
Adapun, program yang telah berjalan hingga saat ini, yakni Pemprov Bengkulu telah konsisten mengadakan kerjasama dengan perusahaan di Provinsi Bengkulu, mulai dari jasa hingga pertambangan untuk berpartisipasi pada job fair.
BACA JUGA:100 Perangkat Desa Penerima Beasiswa Pemprov Bengkulu Ikuti OSMB dan PKBJJ
BACA JUGA:Warem Loncor Diduga Diramaikan Remaja Usia Pelajar, Dewan Desak Satpol PP Bertindak
Sebelumnya, Pemprov Bengkulu, PT, Perbankan dan lainnya telah melaksanakan job fair 2024, atau bursa tenaga kerja, yang memang dijadikan solusi untuk bisa mengurangi pengangguran di Bengkulu.
Lebih jauh, angka pengangguran di Provinsi Bengkulu turut disumbangkan dari lulusan SMA/SMK sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
“Misalnya, karena tidak sesuai mereka memilih menganggur,” ungkap Syarifudin