Dan tahun ini sudah banyak yang mengikuti pelatihan, di antaranya ke Jerman yang baru-baru ini dilepas 21 orang serta ke Jepang dengan jumlah 18 orang.
“Mudah-mudahan ini yang sedang latihan bahasa bisa lulus mendapatkan sertifikat bahasa sesuai yang disyaratkan sehingga mereka bisa berangkat,” ungkap Syarifudin.
Diberitakan sebelumnya, alumni Poltekkes Kemenkes Bengkulu jadi pencetak Tenega Kerja Indonesia (TKI) terbanyak asal Provinsi Bengkulu.
"Berdasarkan pendataan, Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan salah satu Perguruan Tinggi (PT) yang paling banyak memproduksi TKI asal Provinsi Bengkulu," ungkap Dinas (Kadis) Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Provinsi Bengkulu, Dr. E. H. Syarifuddin, Kamis, 11 Juli 2024.
Syarif menerangkan, bahwa banyaknya alumni Poltekes yang menjadi TKI, lantaran memilki kemampuan yang sangat mendukung, seperti tamatan Poltekkes itu berlajar teknis seperti bagaimana merawat bayi serta orang tua yang sudah lanjut usia (lansia).
Di mana, keahlian yang ditunjukan tamatan Poltekes Bengkulu tersebut belum tentu dimiliki oleh alumni tamatan kampus manapun.
"Bekal ilmu yang diperoleh tamatan Poltekkes Kemenkes menjadi sangat penting, sehingga akhirnya rata-rata 20 hingga 30 orang tamatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu bisa berangkat menjadi TKI," ungkap Syarif.
Syarif menerangkan, bahwa untuk negara tujuan TKI asal Provinsi Bengkulu diantaranya, seperti Hongkong, China, Jepang, Thailand, Malaysia dan lainya.
"Kalau posisi saat ini, ada sekitar 1000-an warga asal Provinsi Bengkulu yang terdaftar sebagai TKI resmi. Angka tersebut tentunya belum final, karena kita masih terus melakukan inventarisasi," tegas Syarif.
Lanjut Syarif, melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Bengkulu, ataupun dari BP2MI daerah lain.
Karena tidak menutup kemungkinan ada warga asal Bengkulu, menjadi TKI dengan mendaftar pada provinsi tetangga.
"Dalam menginventalisir atau pendataan TKI, kita sementara ini fokus pada yang resmi. Karena tidak menutup kemungkinan masih ada TKI yang berangkat secara ilegal," ujar Syarif.
Syarif menambahkan, salah satu upaya guna meminimalis keberangkatan TKI secara ilegal, pihaknya mendekatkan BP2MI ke Bengkulu, yang selama ini berada di Palembang.
"Realisasi BP2MI ini sendiri sudah mulai berjalan, bahkan sekarang tinggal menunggu penandatanganan Momerandum Of Understanding (MoU). Sehingga semuanya masih terus berproses," tambah Syarif.
Lebih lanjut Syarif mengemukakan, sebenarnya dengan pemberangkatan TKI ini, dapat memberikan dampak positif terutama bagi para TKI itu sendiri.
"Dampak positif itu di antaranya bisa menambah ilmu pengetahuan mereka ketika bekerja di luar negeri. Kemudian bisa membantu ekonomi keluarga, mengingat pendapatan mereka yang mejadi TKI bisa disisihkan," pungkas Syarif.