Syarifudin juga mendorong para pencari kerja berani untuk merantau, tidak hanya di luar daerah Bengkulu juga di luar negeri agar mendapatkan pekerjaan sesuai harapan terutama dari sisi penghasilan.
BACA JUGA: Uang Palsu Marak Beredar di Kota Bengkulu, Begini Kata Pedagang
BACA JUGA:Ini Sebaran Negara 1.530 Warga Bengkulu yang Jadi TKI
“Iya perlunya dorongan dan arahan untuk para anak-anak kita ini,” ungkap Syarifudin.
Sebagai informasi, sebanyak 1.530 warga Provinsi Bengkulu telah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Hal tersebut berdasarkan data Layanan Terpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia (LTSA-PMI) Cabang Bengkulu.
Adapun TKI asal Bengkulu tersebut, tersebar di berbagai negara, seperti Jerman, Korea, Jepang, Arab Saudi dan Tiongkok.
Diungkapkan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Syarifudin bahwa banyaknya jumlah TKI asal Bengkulu tersebut, sejalan dengan minat masyarakat Bengkulu yang ingin bekerja ke luar negeri yang diketahui cukup tinggi.
“1.530 orang warga Bengkulu yang sudah bekerja di luar negeri, ini bisa dikonfirmasi melalui kantor LTSA PMI di Bengkulu,” jelas Syarifudin.
Syarifudin mengungkapkan, kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terkait penempatan lowongan pekerjaan tersebut bagi yang tidak memilki niat bekerja di luar negeri bisa memanfaatkan peluang kerja di Provinsi Bengkulu.
Namun, untuk peluang kerja di luar negeri diketahui harus memilki kemampuan berbahasa pada negara tujuan.
Tentunya Pemprov Bengkulu dalam hal itu turut mendampingi, tergantung kesiapan dan semangat warga tersebut.
“Lowongan kerja di luar negeri itu banyak, yang penting bisa berbahasa sesuai negara tujuan,” jelasnya.
Baru-baru ini juga disampaikannya, lulusan baru dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Bengkulu juga disalurkan bekerja ke negara Jerman dan Korea yang membutuhkan tenaga kesehatan dengan jumlah cukup banyak.
“Kita kerjasama dengan Poltekkes melaksanakan job fair juga. Ini khusus job care untuk nakes, jadi ada beberapa negara yang butuh tenaga kesehatan untuk perawat lansia dan perawat rumah sakit,” ungkap Syarifudin.
Syarifudin menjelaskan, bahwa negara-negara yang sudah menjalin kerjasama itu menyiapkan formasi untuk menampung tenaga kerja kesehatan baik perawat maupun bidan.