KORANRB.ID – Pengerukan pada alur Pelabuhan Pelindo Pulau Baai yang mengalami pendangkalan segera dilakukan, hal tersebut berpatokan pada putusnya pembahasan Private Company.
Diketahui, saat ini pihak Asosiasi Pertambangan Batubara Bengkulu (APBB) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan lintas organisasi terkait tengah membahasa Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Apabila pembahasan RAB tersebut usai, maka para swasta tersebut akan menetukan alat yang digunakan untuk pengerukan pelabuhan Pelindo tersebut.
Sebelumnya, alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu tersebut mengalami pendangkalan hingga 3-4 meter.
BACA JUGA:Ini Alasan PKL Pasar Panorama Kota Bengkulu Merasa Aman Berjualan di Badan Jalan
BACA JUGA:Gubernur Rohidin Pastikan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja Bongkar Muat Pulau Baai
Padahal kedalaman minimal pada alur tersebut, sedalam 8 meter.
Atas pendangkalan itu, diketahui memberikan dampak bagi penggiat perusahaan yang menggunakan jasa pengangkutan laut tersebut.
Serta berdampak pada perekonomian Provinsi Bengkulu, seperti menghambat produk Batubara, CPO, kelapa sawit serta yang lainnya.
“Iya Privet Company telah putus, dan kini membahas RAB dan alat untuk pengerukan nanti,” ungkap Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H Rohidin Mersyah MMA.
BACA JUGA: Alat Penting UMKM Merancang Rencana Bisnis Terstruktur dan Menjamin Keberhasilan
BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Menggelar Seleksi Regional AHMBS 2024
Sebelumnya, pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai II diprediksi akan menghabiskan anggaran Rp42,1 miliar.
Hal itu berpatokan pada pengerukan alur pelabuhan Pelindo II pada tahun 2020 lalu.
Saat dikonfirmasi, Gubernur Rohidin menerangkan, bahwa pihaknya tidak mengetahui besaran anggaran yang diperlukan. Dikarenakan, sepenuhnya hak yang terlibat.