Mengapa Primordialisme Kerap Muncul Menjelang Pilkada?

Minggu 15 Sep 2024 - 08:56 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

KORANRB.ID - Primordialisme sering kali menjadi sorotan dalam konteks politik, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Fenomena ini merujuk pada ikatan-ikatan dasar yang bersumber dari kesamaan identitas, seperti suku, agama, ras, dan golongan (SARA).

Dalam sistem politik yang kompleks, primordialisme seringkali muncul sebagai strategi dan respons dari berbagai kelompok masyarakat, terutama ketika kontestasi politik semakin memanas. 

Secara sederhana, primordialisme adalah kecenderungan manusia untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok-kelompok asal-usul atau identitasnya yang paling mendasar, seperti suku, agama, ras, atau etnisitas.

BACA JUGA:Rohidin-Meriani Dapat Dukungan Pemuda Pancasila

BACA JUGA: 3 Bapaslon Bupati Kepahiang Dinyatakan Penuhi Syarat

Dalam konteks politik, primordialisme merujuk pada penggunaan atau manipulasi identitas primordial untuk memperoleh dukungan politik atau kekuasaan.

Menjelang Pilkada, isu-isu yang berkaitan dengan primordialisme sering kali dimanfaatkan oleh kandidat maupun pendukung mereka untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari kelompok tertentu.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan primordialisme kerap muncul menjelang Pilkada.

Faktor-faktor ini saling berkaitan dan mencerminkan kompleksitas dinamika sosial-politik di Indonesia.

BACA JUGA:Begini Respon Tim Hukum Reskan Effendi Setelah Dinyatakan TMS Oleh KPU Bengkulu Selatan

BACA JUGA:KPU Kaur Masih Teliti Berkas Perbaikan Bacalon Kada

a. Politik Identitas

Politik identitas adalah salah satu faktor utama yang mendorong munculnya primordialisme.

Kandidat Pilkada sering kali memainkan isu identitas untuk menarik dukungan dari kelompok etnis, agama, atau suku tertentu.

Kategori :

Terkait