KORANRB.ID – Program transisi energi dinilai tidak totalitas, keberpihakan negara dorong energi besih sangat lemah.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah terbangun terombang ambing.
Hal tersebut jadi pembahasan dalam Seminar Tata Kelola Energi Bersih di Bengkulu, dengan tema Kontribusi Energi Bersih Berbasis Komunitas Dalam Transisi Energi di Indonesia yang diselenggarakan Kanopi Hijau Indonesia, Jumat, 20 September 2024.
Bertempatan di Hotel Refless City, seminar ini menghadirkan Inspektur Ketenagalistrikan Muda, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Febrian Syaferi, ST. M.Eng kemudian Bidang Pengelolaan DAS dan RHL Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, Harismanto, S.Hut serta Praktisi Energi Bersih Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Siswandi.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Dorong Petani Milienial Ubah Hasil Pertanian Jadi Produk Berkualitas
BACA JUGA: Dinsos Telusuri Dugaan Eksploitasi Pengemis Anak di Simpang Lima Kota Bengkulu
Direktur Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengatakan, yang utama dalam seminar ini untuk memberikan sirkulasi diskusi tentang peta jalan pindah dari sumber energi kotor menjadi sumber energi bersih seperti PLTS dan Sumber Energi yang lainnya.
“Transisi Energi menjadi program prioritas Negara ini, kita mencoba melihat kondisi terkini pembangkit-pembakit energi terbarukan saat ini,” tutur Ali.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kanopi Hijau Indonesia mendapati 4 PLTS yang ada di Provinsi Bengkulu yang dibangun oleh negara dalam kondisi tidak lagi beroprasi dan belum ada tindakan yang diambil terkait kerusakan tersebut.
“Dari informasi yang kita dapatkan itu aneh, seperti di Wonosalam ketika warga melaporkan kerusakan tersebut ke fasilator BUMDes yang ditunjuk oleh ESDM, datangnya setahun kemudian,” terang Ali.
BACA JUGA:Transformasi Nomenklatur: 117 Pejabat Pemprov Bengkulu Resmi Dilantik
Untuk itu dengan dihadirkannya DLHK selaku pengawas kehutanan dan ESDM selaku pengampuh yang berhubungan dengan energi dalam seminar kali ini dengan harapan dapat membasuh dahaga keringnya pengetahuan terhadap kondisi dan situasi yang telah dicermati demikian.
Disampaikan Praktisi Energi Bersih yang berasal dari Desa Kahyapu, Enggano, Bengkulu Utara, Siswandi, kondisi PLTS yang ada di desanya dalam kondisi rusak dan tak kunjung mendapat perbaikan.
Yang mana PLTS ini sebelumnya menjadi harapan bagi seluruh masyarakat Enggano, karena sudah lelah dengan lampu penerang dari nyala api lampu minyak dan sudah lelah mendengar bunyi berisik dari mesin solar yang membangkitkan listrik.